Jakarta – Kementerian Pertanian melalui Ditjen Hortikultura siap untuk melaksanakan Horticulture Development of Dry Land Areas Project (HDDAP) tahun 2024 hingga 2028. Konsep HDDAP adalah pembangungan kampung hortikultura di lahan kering yang dirancang dengan tingkat produksi, produktivitas tinggi melalui peningkatan input, lahan, air, dan konektivitas infrastruktur serta layanannya. Tak hanya di situ, HDDAP juga mendorong peningkatan nilai tambah dan daya saing produksi hortikultura dengan memperkuat sistem rantai nilai dan meningkatkan kapasitas kelembagaan.
Kegiatan HDDAP ini dilaksanakan pada 13 kabupaten di 7 provinsi se-Indonesia. Berada di lahan kering, diharapkan dapat tumbuh klaster industri hortikultura berkelanjutan yang bankable.
Pembangunan HDDAP yang merupakan dana pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) ini menggunakan platform digitalisasi berbasis teknologi. Teknologi ini di antaranya digunakan untuk mendata petani di 13 kabupaten berikut pemantauan dan evaluasi kegiatan berlangsung.
“Jadi ADB bekerja sama dengan Koltiva, mengembangkan platform yang kemudian dikenal sebagai Koltitrace MIS. Koltiva sendiri merupakan start up yang berfokus pada pertanian berkelanjutan. Platform ini merupakan layanan perangkat lunak yang memungkinkan penelusuran rantai pasok yang transparan, dari benih hingga ke tangan konsumen (from seed to table),” ujar Project Manager HDDAP, Jekvy Hendra pada Jumat (22/5).
Jekvy menerangkan, aplikasi Koltitrace MIS nantinya akan dioperasikan oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) di masing-masing kabupaten.
“Sistem ini harus bisa dan mudah diaplikasikan oleh petugas penginput data sehingga setiap aktivitas dapat terekam dengan baik dan dapat dibaca oleh Tim Manajemen dalam melakukan intervensi dan evaluasi pelaksaan HDDAP,” jelasnya.
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali sebagai salah satu lokasi penerima kegiatan HDDAP telah melaksanakan pelatihan khusus pengoperasian Koltitrace MIS. Pelatihan ini memandu petugas untuk menginput data pelaporan ke dalam aplikasi. Proses ini dikawal tim dari Kementerian Pertanian bersama perwakilan ADB.
“Aplikasi Koltitrace MIS memegang peranan yang penting dalam kesuksesan proyek HDDAP. Aplikasi ini berfungsi sebagai sarana pengumpul data oleh Dinas Kabupaten maupun Pusat. Data dasar petani dan data dasar kebun yang dikumpulkan akan menjadi database budidaya dalam proyek HDDAP,” ujar salah satu perwakilan ADB, Ross Jack.
Pelatihan diikuti oleh 4 orang petugas kabupaten yaitu Zulkarnaen SP selaku petugas dari Dinas Kabupaten Buleleng, 2 orang petugas PPL Nyoman Sukardana dan I Putu Sila Kencana serta petugas POPT I Wayan Sudiarta, SP. Keempat petugas dari kabupaten ini menjadi pilotting yang harus mampu melatih petugas lainnya yang turut tergabung di lapangan.
Pengenalan dan penjelasan mengenai aplikasi ini meliputi instalasi aplikasi KoltiTrace MIS melalui PlayStore di Smartphone Android dan log in menggunakan akun kabupaten. Berikutnya pengisian data dasar petani, pengisian rincian data kebun serta pengisian detail survey plot.
“Selanjutnya yaitu Pengenalan KoltiTrace MIS berbasis web https://app.koltitrace.com/ yang terdiri dari penjelasan fungsi menu dashboarad dan pelaporan. Lalu petugas juga dikenalkan tata cara penjelasan rekap daftar petani, data petani, kartu petani, data bisnis (UMKM) dan peta berikut praktek langsung seperti pemetaan polygon lahan dengan metode manual dan menggambar pada aplikasi map,” tuturnya.