JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong petani dan penyuluh pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian pada musim rendeng 2024.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan tujuan utama pembangunan pertanian adalah menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk di seluruh Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan ekspor melalui peningkatan nilai tambah.
Mentan Amran berharap pada musim tanam pertama ini sukses meningkatkan produksi dan produktivitas padi. Sehingga partisipasi aktif petani dan penyuluh sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi pangan nasional.
“Persiapan musim tanam pada November dan Desember harus segera disiapkan dengan baik, selain itu koordinasi dengan stakeholder terkait merupakan kunci dalam persiapan tersebut”, jelas Mentan Amran.
Pada acara Mentan Sapa Petani Penyuluh (MSPP) Volume 44, Jumat (01/12/2023) dari Ruang AOR, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan pada musim rendeng ini produktivitas tidak boleh berkurang. Bahkan kita semua harus bekerja keras dan menggenjot produktivitas terutama padi dan jagung. Karena menurut BMKG musim tanam akan mundur antara 10 sampai dengan 30 hari yang berarti jadwal tanam mundur satu bulan dan berarti panen juga mundur
“Pastikan sarana prasarana di lapangan, pastikan inovasi teknologi di implementasikan oleh petani dan pastikan para penyuluh pertanian mendampingi petani dan memberikan solusi dari permasalahan yang ada”, tegas Kabadan Dedi.
Sementara Narasumber MSPP Koordinator Pengelolaan Penyebarluasan Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian dari Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian (BSIP Mektan), Elita R. Widjaya mengatakan bahwa sesuai arahan Mentan Amran bahwa untuk satu tahun ini fokus utamanya dalah peningkatan produksi padi dan jagung.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatan produksi padi dan jagung, diantaranya adalah ekstensifikasi melalui program Food Estate (FE), intensifikasi dengan peningkatan Intensitas Pertanaman (IP), penggunaan benih unggul serta penggunaan pupuk dan obat-obatan”, jelas Elita.
Mekanisasi juga berperan untuk meningkatkan efisiensi waktu, mengurangi biaya produksi dan mengurangi kejerihan kerja. Namun mekanisasi bukanlah solusi dari segala permasalahan, jelasnya lagi.
Selain itu perlunya alsintan dalam produksi pertanian untuk kebutuhan produksi dan upaya mempercepat pengembangan melalui bantuan alsintan dan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian atau UPJA.
“Pemanfaatan alsintan juga harus optimal, efektif dan efisien serta menguntungkan dan berkelanjutan sehingga usaha untuk meningkatkan produksi padi dan jagung dapat tercapai”, imbuhnya. (HV/NF)