Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggalakkan upaya meningkatkan volume ekspor tanaman hias guna mengoptimalkan penerimaan devisa negara. Selain komoditas seperti jahe, susu, telur, dan durian, Kementan melalui Direktorat Jenderal Hortikultura berfokus pada peningkatan volume ekspor tanaman hias, terutama ke pasar internasional seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, tahun 2023 kini menjadi fokus untuk meningkatkan volume ekspor, termasuk ekspor tanaman hias yang memiliki daya saing tinggi di pasar dunia, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa.
Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, saat ditemui diruang kerjanya mengaku takjub atas pencapain ekspor benih tanaman hias. “Kami pasti akan melakukan apapun demi kemaslahatan petani, misi kami adalah kesejahteraan petani, dan ekspor benih tanaman hias ini adalah suatu kebanggaan tersendiri buat kami”, tegasnya.
Senada dengan Dirjen Hortikultura, Direktur Perbenihan, Inti Pertiwi Nashwari saat berkunjung ke PT. Florion, perusahaan budidaya dan eksportir tanaman hias di Bogor. Inti menyoroti kekayaan Indonesia akan komoditas tanaman hias dengan lebih dari 412 jenis dan ribuan varietasnya. Inti mengungkapkan bahwa PT. Florion telah berhasil mengekspor berbagai jenis tanaman hias ke beberapa negara Eropa seperti Belanda, Italia, Denmark, Spanyol, Inggris, dan Kanada, memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan nilai devisa negara.
Lebih lanjut, Inti menjelaskan bahwa upaya untuk meningkatkan volume ekspor tanaman hias melibatkan dorongan pada investasi serta penyederhanaan proses perizinan pengeluaran benih. “Izin ekspor tanaman hias diproses melalui satu pintu di Pusat Perlindungan Varietas dan Perizinan Pertanian (PPVTPP). Kami menjamin prosesnya akan lebih cepat secara online, dengan mempermudah segala prosesnya asalkan persyaratannya terpenuhi,” paparnya.
Sementara itu, Senior Manager PT. Florion menyatakan bahwa hingga November 2023, mereka telah berhasil mengekspor tidak kurang dari 35 juta stek tanaman hias senilai 12,25 juta Euro ke berbagai negara Eropa seperti Belanda, Italia, Denmark, dan Jerman. Tanaman hias yang diekspor antara lain bunga Saintpaulia, Aglaonema, Tillandsia, dan Calanchoe.
“Kami berencana untuk memperluas pasar baru ke Jepang dan negara-negara Timur Tengah. Dengan harga jual yang menguntungkan, kami masih dapat meraih margin yang bagus dari biaya budidaya sekitar Rp.1960 per stek,” ungkapnya.
Iwan, dalam penjelasannya, menegaskan bahwa proses ekspor benih tanaman hias dilakukan berdasarkan pesanan serta menerapkan standar yang telah ditetapkan oleh negara tujuan. “Selama ini tanaman hias kami budidayakan sendiri dengan standar yang diminta oleh negara tujuan. Hasilnya, tahun ini kami meraih penghargaan dari Badan Karantina Pertanian sebagai Pembayar PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) terbesar ke-2,” tutupnya.