Bali, 9 November 2023 – Jeruk, komoditas hortikultura yang diminati masyarakat, menjadi fokus utama Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan perlunya peningkatan produksi dan produktivitas buah lokal untuk mengurangi ketergantungan pada buah impor.
“Kami terus mendampingi petani, memberikan pelatihan dan bimbingan teknis secara berkala, dan menangani serius hama dan penyakit tanaman. Negara harus hadir dalam setiap permasalahan petani,” tegas Menteri Amran.
Budidaya jeruk dianggap sebagai usaha pertanian yang sangat menguntungkan, tetapi petani seringkali menghadapi kendala, terutama serangan penyakit seperti “Busuk Akar” dan “Busuk Batang.” Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto menyoroti pentingnya penanggulangan hama dan penyakit untuk mencegah gagal panen.
“Saatnya tidak main-main dengan serangan penyakit pada jeruk. Kita harus menjaga kebebasan jeruk dari Diplodia, Phytophtora, dan lalat buah,” ungkap Dirjen Prihasto.
Plt. Sekretaris Jenderal Kementan itu juga menambahkan, “Keberhasilan ekspor jeruk Indonesia ditentukan oleh rendahnya residu dan terbebasnya dari lalat buah. Mimpi besar kita menguasai pasar ekspor jeruk harus diwujudkan melalui standar kualitas yang tinggi.”
Dalam upaya peningkatan pengetahuan petani, Direktur Perlindungan Hortikultura Jekvy Hendra memberikan edukasi langsung kepada petani jeruk di Bangli-Bali. Petani I Made Cita menyambut baik edukasi tersebut dan berencana mengaplikasikannya untuk mengatasi masalah yang selama ini dihadapi.
“Ilmu ini yang lama kami tunggu. Setelah diskusi dengan Pakar penyakit tanaman Pak Jekvy, saya rasa ini jawaban dari semua masalah petani jeruk,” ungkap I Made Cita.
Kementerian Pertanian berkomitmen untuk terus mendukung petani dalam menghadapi tantangan dan meningkatkan daya saing jeruk Indonesia di pasar global.