Dalam rangka upaya peningkatan produksi kedelai nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melaksanakan rangkaian kegiatan meliputi Gerakan Tanam Kedelai, Sosialisasi Penggunaan Pupuk Silika dan Sosialisasi Aplikasi Pelaporan Produksi Kedelai serta Bantuan Pemerintah dari Direktorat Aneka Kacang dan Umbi (Akabi), Jum’at, 22/9/23.
Gerakan tanam kedelai di lakukan bersama kelompok tani Barokah Gapoktan Ngudi Raharjo, Desa Tambalrejo, kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, di lahan seluas 101 ha.
Kegiatan ini merupakan upaya dalam mensosialisasikan program pengembangan kedelai dan memberikan motivasi kepada petani serta penyuluh untuk sama sama mendukung perkedelaian nasional.
Grobogan sebagai sentra kedelai nasional, saat ini telah mempersiapkan lahan untuk menanam kedelai pada periode September – Desember.
Direktur Akabi, Enie Tauruslina, menyampaikan “terimakasih kepada kepala dinas pertanian Kab grobogan dan jajaran, masyarakat/petani, offtaker kedelai karena Grobogan konsisten dalam menanam kedelai dan merupakan sentra utama kedelai nasional”, ungkap nya.
Ia harapkan di setiap provinsi dapat meniru kabupaten Grobogan yang menggunakan varietas adaptif spesifik lokasi seperti Varietas Grobogan sehingga produktivitas tinggi. Tahun 2023 Bantuan Pemerintah untuk kedelai berupa benih 50 kg, pupuk NPK 50 kg, pupuk hayati cair 3 liter dan pestisida 1 liter. Mudah mudahan sarana produksi yang diberikan dapat bermanfaat dan lanjut dengan penanaman di tahun depan.
Selain itu grobogan juga merupakan salah satu lokasi aplikasi pupuk silika. Pupuk Silika bermanfaat dalam meningkatkan adaptivitas tanaman, tahan terhadap kekeringan, tahan hama dan penyakit dan meningkatkan performa tanaman. Dinas pertanian bersama dengan BPSI Aneka Kacang diharapkan dapat mengawal aplikasi tersebut sehingga manfaatnya dapat disampaikan/ditularkan ke wilyah lainnya. Hal ini sebagai salah satu inovasi peningkatan produksi kedelai dan antisipasi dampak elnino.
Di waktu bersamaan Kadis Pertanian Grobogan, Sunanto, mengatakan “pengembangan kedelai di Grobogan selaras dengan program pemerintah dalam rangka penyediaan kedelai nasional dan mengurangi impor. Pengembangan kedelai di sini sebagian besar berasal dari Bantuan Pemerintah.
Sarana Produksi yang telah diberikan dengan gratis harus dimaksimalkan sehingga kita jangan mengecewakan pemerintah. Hasil panen saat ini sekitar 2 ton per ha dengan harga jual 13 rb per kg, maka potensi pendapatan sekitar 26 jt/ha. Secara hitungan pendapatan harian tanam kedelai lebih menguntungan dari padi dan jagung karena masa tanam kedelai lebih singkat”, tuturnya.
Sunanto menambahkan Beberapa kunci penting dalam budidaya kedelai yaitu penggunaan varietas unggul, pemeliharaan tanaman dan proses pasca panen. Sekali lagi kami berterimakasih kepada Kementan atas perhatiannya, semoga dengan program pengembangan kedelai ini dapat bermanfaat bagi para petani dan memberikan tambahan pendapatan.
Selain Gerakan Tanam Kedelai, Kementan juga melakukan sosialisasi penggunaan pupuk silika pada tanaman kedelai di Aula Dinas Pertanian Grobogan.
Teknologi silika ini adalah salah satu inovasi dalam budidaya kedelai sebagai upaya peningkatan produksi kedelai.
Tanaman kedelai yang menggunakan pupuk silika lebih adapatif dan tahan terhadap kekeringan, organisme pengganggu tanaman (OPT) dan meningkatkan performa tanaman apabila dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipupuk dengan silika.
Kegiatan aplikasi silika akan dilakukan di 4 kabupaten yaitu Cianjur, Kuningan, Grobogan dan Sampang. Tahun 2023, luas bantuan pupuk silika di kabupaten Grobogan seluas 5.000 ha di Kec. Geyer, Toroh dan Karangrayung.
Hasil dari aplikasi ini akan dijadikan rekomendasi pemupukan silika pada kedelai di tahun selanjutnya.
Terpisah Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi, dengan ada nya kegiatan ini, kami berharap, dengan gerakan tanam kedelai dan inovasi pupuk silika pada tanaman kedelai ini dapat memberikan hasil positif untuk peningkatan produktivitas. Mari kita sama sama terus belajar dan berinovasi untuk kemajuan pertanian Indonesia.
Kegiatan diakhiri dengan sosialisasi sistem pelaporan data kedelai dan bantuan pemerintah di Direktorat Akabi. Adanya sistem ini akan mempermudah sistem pelaporan mulai dari tingkat kabupaten, provinsi sampai dengan pusat, sehingga data akabi semakin akurat dan dapat di pertanggung jawabkan.