Kementerian Pertanian fokus dalam mendukung daerah yang memiliki potensi komoditas strategis untuk dikembangkan dalam pemenuhan kebutuhan domestik dan Ekspor. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyambut baik daerah yang mampu mendorong potensi pertaniannya dalam mengantisipasi krisis pangan global. Kita akan support daerah potensial untuk mengembangkan komoditas pangan nasional dan Hortikultura dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas sebagai langkah konkret dalam mengantisipasi krisis pangan global. Langkah konkret dukungan tersebut salah satunya berupa bimbingan teknis yang dilakukan di daerah.
Jeruk siem memiliki potensi yang sangat besar di Kalimantan Barat baik dari segi ekonomi, agronomi dan sosial. Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menjelaskan bahwa dari segi ekonomi masih terbuka pasar yang luas baik tingkat lokal, nasional, permintaan yang stabil dan keuntungan siginifikant. Disamping itu dari segi agronomi : kondisi iklim dan tanah yang mendukung serta aspek sosial melalui pemberdayaan petani lokal yang merupakan sumber penghidupan utama bagi petani di Kalbar dan menciptakan lapangan tenaga kerja baru, ungkapnya.
Data BPS 3 tahun terakhir melaporkan produksi jeruk yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2021 produksi sebesar 752.574 kuintal, Tahun 2022 produksi 1.300.549, Tahun 2023 produksi 2.514. 570 kuintal.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Florentinus Anum menjelaskan bahwa morfologi jeruk siem pontianak memiliki ciri khas dengan buahnya tipis (sekitar 2 mm) berwarna hijau kekuningan. Permukaanya halus, licin dan kulitnya menempel lekat pada daging buahnya. Produksi bisa mencapai 7-8 kg buah. Kematangan buah ditandai dengan warna kulit yang menguning dan daging buah yang empuk.
Fajar Rianto dari Faperta Universitas Tanjung Pura dalam bimtek peningkatan petani pelaku usaha hortikultura di kalbar menjelaskan bahwa budidaya jeruk yang ramah lingkungan dapat membuat tanaman subur, buah dengan produksi dan kualitas bagus, efisiensi dalam menggunakan sumber daya lahan, lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.
Fajar menambahkan, pemeliharaan tanaman jeruk meliputi : penyiangan gulma, pemangkasan arsitektur pohon, pemangkasan pemeliharaan, pemupukan, penyiraman dan penjaragan buah.
Direktur Perlindungan Hortikultura, Jecvy Hendra menjelaskan bahwa pengendalian hama dan penyakit tanaman jeruk ramah lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan monitoring kehadiran hama penyakit secara rutin, mendorong potensi dan perbanyakan musuh alami dan melakukan pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat (Pengendalian serangga penular, sanitasi kebun, pemeliharaan tanaman, konsolidasi pengelolaan kebun). Ke depan bimbingan teknis akan terus diperbanyak dalam rangka mendorong peningkatan kapasitas petani dan pelaku hortikultura, pangkasnya.