Probolinggo, 12 Mei 2023, dalam rangka Reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2022/2023 komisi IV DPR mengadakan kunjungan ke Jawa Timur lawatan selama dua hari ini difokuskan di Kota Probolinggo.
Kota Probolinggo mempunyai potensi wilayah yang sangat menjanjikan terlebih di sektor pertanian tak heran jika Probolinggo menjadi tujuan kungker Komisi IV di periode ini, produk pertanian yang terkenal di wilayah ini adalah anggur dan mangganya, siapa yang tidak kenal dengan anggur Probolinggo yang sudah kesohor, cita rasanya tak kalah dengan anggur ekspor.
Setibanya di Probolinggo rombongan disambut oleh Sekretaris Daerah Kota Probolinggo Ninik Ira Wibawati, sebagai tuan rumah ninik merasa terhormat mendapat kunjungan dari komisi IV, Ia berharap kunker ini bukan hanya sekedar kunjungan biasa melainkan berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.
Ninik menyampaikan bahwa terkait dengan potensi, pemanfaatan, dan komoditas perikanan khususnya ‘cuttle fish’ telah dikembangkan di PT. Perikanan Indonesia Unit Mayangan. Permintaan pasar untuk ‘cuttle fish’ mencapai 500 matrix Ton ( MT) dan mayoritas ikan ini dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan sashimi dan produk olahan lainnya, dengan tujuan ekspor antara lain Jepang, Vietnam, dan Australia, tuturnya.
Ia melanjutkan terkait stok beras di daerahnya masih aman, “dapat kami sampaikan bahwa sampai saat ini ketersediaan stok beras di Kota Probolinggo masih mencukupi,
Terkait ketersediaan pangan tahun 2023 di Kota Probolinggo, realisasi pengadaan beras medium PSO per 10 mei 2023 sebesar kurang lebih 2.566.230 kg dan persediaan beras PSO sebesar 1.172.373 kg, ujarnya
Menjawab apa yang dikatakan oleh Ninik, pimpinan rombongan Wakil Komisi IV Anggia Erma Rini mengatakan bahwa pengolahan ‘cuttle fish’ ekspor ke Jepang untuk sashimi yang dilakukan PT. Perikanan Indonesia sangat menarik sekali, “Tentu ada catatan, kalau kita mau ekspor yang lebih besar lagi, tentu harus lebih modern alat-alatnya. Meskipun ada beberapa yang sudah modern, tetapi tadi masih ada beberapa masih pakai tangan,” ungkapnya. sebagaimana dilansir dari situs resmi Kota Probolinggo
Anggia mengatakan penyerapan beras lokal harus ditingkatkan dan dimaksimalkan kembali, “Tadi dijelaskan penyerapan beras lokal masih 30%, jadi ini yang harus dimaksimalkan Kembali, ya. Tapi untuk ketersediaan komoditas, kita tenang, karena mencukupi,” terang wanita yang besar di Sragen Jawa Tengah ini.
Sementara itu Kementerian Pertanian yang diwakili oleh Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), Yuris Tiyanto mengatakan kepada pewarta bahwa Kementan akan selalu mendukung dan mengawal setiap upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam hal ketahanan pangan yang menjadi ranah utamanya.
Ia mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh Komisi IV, Yuris mengatakan, “kunjungan kerja seperti itulah yang patut kita dukung, karena langsung mengarah ke sasaran, mereka kan datang langsung ke lapangan sehingga tahu akan kondisi yang sebenarnya, kalau ada kekurangan atau permasalahan pasti akan diperbaiki, sedangkan kalau sudah berjalan pasti akan di dorong supaya lebih baik lagi, tentunya ini turut meringankan kerja kementerian pertanian”, beber Yuris.
Lebih lanjut Ia memaparkan, “fokus kita saat ini bukan hanya tercapainya swasembada pangan saja, tetapi juga bagaimana kita berdaulat dalam hal pangan, Indonesia adalah negara Agraris di anugerahi tanah yang subur, saya kira untuk mewujudkan kedaulatan pangan sangatlah terbuka, tinggal mengembangkan bagaimana sumber daya alam yang melimpah ini di sinergikan dengan sumber daya manusia yang profesional”, paparnya.
Dalam keterangan lebih lanjut Yuris menyampaikan amanat Menteri Pertanian terkait tantangan di musim tanam 2023 ini, “sebagaimana kita dengar bersama tadi dikatakan bahwa stok beras di Probolinggo sudah mencukupi, tentu ini patut kita syukuri, walau begitu kita harus waspada, karena bapak menteri pertanian telah menyampaikan, memasuki tahun 2023 kita harus selalu waspada terhadap perubahan iklim ekstrem, karena akhir-akhir ini cuaca dan iklim sangat sulit untuk di prediksi, baik itu berupa elnino maupun lanina dan satu hal lagi yaitu serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)”, ungkap Yuris.
Terkait OPT Ia menyampaikan bahwa pihaknya telah membuat angka ramalan serangan OPT untuk MT 2023, berdasarkan data tersebut Penggerek Batang Padi (PBP) menjadi prioritas untuk diwaspadai karena angkanya menyentuh 52.193 ha, disusul oleh Wereng Batang Coklat sebesar 44.305 ha, kemudian berturut turut Tikus 41.814 ha, Hawar Daun Bakteri (HDB) 25.938 ha, Blas 19.467 ha dan Tungro sebesar 3.051 ha
“Saya berharap informasi peramalan ini bisa dimanfaatkan oleh petani dan seluruh stakeholder guna mewaspadai serangan OPT yang akan terjadi, sehingga kita bisa menyiapkan diri mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminimalisir dampak serangan OPT”, pungkasnya.