Berbicara dunia florikultura seakan tak akan lepas dari bahasan keindahan eksotik dan nilai ekonomi yang tinggi. Mulai dari florikultura yang mudah kita temukan di kios pinggiran jalan sampai jenis koleksi yang nilainya ratusan juta. Dari sekian jenis, krisan menjadi salah satu primadona florikultura unggulan nasional.
Direktorat Jenderal Hortikultura selalu memberikan sinyal positif dari waktu ke waktu dengan mengalokasikan greenhouse di sentra produksi, salah satunya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman menyampaikan bahwa pengembangan krisan memerlukan kerja sama antar stakeholder.
“Pembangunan subsektor hortikultura itu bersifat legacy, peninggalan yang tingkat kepemaanfaatannya terus berkesinambungan. Kita alokasikan green house krisan supaya jenis krisan yang dihasilkan memiliki standar mutu yang baik. Dengan demikian, nilai jualnya meningkat dan berpotensi ekspor,” paparnya, Jumat (14/6/2024) saat dihubungi di ruang kerjanya.
Dirinya melanjutkan, kalau hanya sekedar green house saja, tidak akan optimal jika tidak didukung dengan pemanfaatan teknologi maju. Diperlukan inergitas kegiatan pengembangan krisan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, yaitu pemanfaataan teknologi digital berupa Internet of Things (IoT) dalam usaha budidaya krisan.
“Ini yang kita sebut sebagai smart green house, di mana budidaya yang dilakukan tersebut khususnya untuk pemupukan, penyiraman maupun penyinaran sudah diatur hanya melalui gadget saja. Pionernya ada di Kabupaten Cianjur. Ada enam kelompok tani krisan yang kita fasilitasi dalam padupadan kegiatan ini, ” paparnya.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Hortkultura Kabupaten Cianjur, Nurdiyati sangat menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan ini.
“Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur siap mendukung smart green house krisan hasil sinergi Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian dengan Kementerian Kominfo. Cianjur merupakan salah satu sentra krisan yang besar. Banyak masyarakat yang mata pencahariannya berhubungan dengan krisan,” katanya saat mendampingi tim teknis Ditjen Hortikultura dalam melakukan evaluasi pemanfaatan IoT untuk budidaya krisan.
Dirinya mengakui bahwa usaha budidaya krisan di Cianjur masih banyak yang bersifat tradisional. Hanya mengadalkan ilmu turun temurun saja. Belum dibarengi dengan pemanfaatan teknologi maju, seperti IoT.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Tani Selaawi Mukti Desa Cibodas, Kecamatan Pacet, Dasah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah. Adanya IoT memudahkan penyiraman, pemupukan bahkan penyiraman kapan saja dan di mana saja cukup dengan gawai.
“Smart green house ini sangat bermanfaat sekali dan hasilnya sangat signifikan, naik sampai 10%. Jika biasanya hanya dapat 7200 tangkai siap jual, ini dengan IoT dapat 8400 tangkai. Ada peningkatan omzet satu juta empat ratus untuk luasan 200m2,” pungkasnya bangga.