Padang (30/5) – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan kesiapan Sumatera Barat dalam menyelenggarakan Pekan Nasional (Penas) XVI Petani dan Nelayan. Acara yang rencana akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo ini dipusatkan di Lanud Sutan Sjahrir Tabing berlokasi sekitar 10 kilometer dari pusat kota Padang dengan luas area 84,20 hektare.
Usai meninjau sejumlah titik lokasi penyelenggaraan Penas, Mentan SYL menekankan bahwa Penas kali ini memiliki nilai lebih dan berbeda. Ia menyebut acara ini akan menghasilkan sejumlah rekomendasi terkait ketahanan pangan di Indonesia. Rekomendasi ini nantinya akan melibatkan semua Kabupaten / Kota dan Provinsi bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA)
Mentan SYL juga meninjau kesiapan percontohan di komoditi Tanaman Pangan, yaitu lahan Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) bersama Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah, sekaligus membuat Elisitor bersama Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwadi, Direktur Akabi Enie Tauruslina Amarullah, Dinas Pertanian Sumbar dan beberapa petani.
Biosaka diambil dari dua suku kata yaitu Bio yang artinya hidup dan Saka singkatan dari selamatkan alam Kembali Ke alam, oleh karena itu dengan menggunakan biosaka, penggunaan pupuk kimia hanya 50% paling banyak, terbukti dengan adanya penggunaan biosaka produktivitas naik cukup signifikan, Ujar SYL.
Suwadi selaku Direktur Jenderal Tanaman Pangan mengatakan, biosaka merupakan salah satu sistem teknologi terbaru dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bioteknologi.
“Biosaka dipercaya dapat mensejahterakan petani menghemat biaya produksi namun produktivitas tinggi. Tanah Sumbar pun sudah subur dengan pupuk organik dan di kuatkan dengan biosaka produksi tanam sudah luar biasa tinggi”
Melalui Penas diharapkan dapat membangkitkan semangat, tanggung jawab serta kemandirian sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, khususnya dalam penerapan biosaka, tutup SYL.
Luas lahan percontohan Akabi sekitar 2.040 meter, masing-masing 680 meter untuk kedelai, kacang hijau dan umbi kayu.
Varietas komoditi kedelai meliputi varietas Dering 1, Datap 1, Dega 1, Dena 1, De ada 2 dan Dear 1, komoditi kacang hijau meliputi varieatas Vima 1, Vima 2,Vima 3,Vima 4 dan Vima 5 sedangkan ubi kayuvarietas Malang 4, Malang 6,Vati 1,Vati 2 dan Litbang UK2. Untuk inovasi teknologi meliputi penggunaan dolomit ameliorasi lahan, penggunaan pupuk majemuk NPK, teknologi pengairan sprinkle dan sistim pengendalian OPT secara terpadu.