JAKARTA – Pemberdayaan petani merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan petani dalam melaksanakan usaha Tani yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian serta kemudahan akses ilmu. Dengan pemberdayaan pertanian, para pelaku sektor pertanian diharapkan akan mencapai skala ekonomi yang layak dari hasil pengolahan pertaniannya dan dapat beranjak dari keterpurukannya.
Terlebih Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman menekankan peran vital penyuluh dalam mendukung peningkatan produksi komoditas strategis khususnya padi, jagung dan kedelai.
“Kementerian Pertanian (Kementan) tahun ini fokus pada produksi padi, jagung dan kedelai. Kita harus mampu swasembada agar dapat menekan impor pangan”, sebut Mentan Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi beserta jajarannya memastikan komitmennya untuk mendukung pemberdayaan petani sehingga terwujud pertanian maju, mandiri, dan modern.
“Penyuluh adalah garda terdepan untuk mendukung petani. Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendukung petani dan menggerakkan penyuluh pertanian baik di pusat maupun di daerah untuk melakukan pengawalan, serta menurunkan mahasiswa untuk mendampingi petani”, ujar Dedi.
Beliau berharap agar para pengurus kelembagaan petani mengetahui bagaimana cara penumbuhan dan pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), bagaimana memanfaatkan rantai nilai untuk memperoleh nilai tambah, serta bagaimana cara mengelola suatu kelembagaan yang berorientasi bisnis.
“Pertanian harus menghasilkan uang dan pertanian harus berorientasi pada bisnis yang dikelola oleh KEP yang menguntungkan”, jelasnya.
Pada acara Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) volume 43 bertemakan “Pemberdayaan Petani dan Kelompok”, Selasa (31/10/2023) di AOR BPPSDMP, Narasumber Ngobras, Rini Purwiyanti sosok Penyuluh Pertanian dari Kabupaten Nganjuk menjelaskan bagaimana dirinya melakukan pembinaan kelompok tani melalui pengolahan pupuk organik spesifik lokasi dalam mendukung budidaya padi sehat.
Rini mengatakan bahwa saat ini produksi padi dan beras yang dicapai harus mampu menjamin ketersediaan pangan bagi penduduk Kabupaten Nganjuk yang berjumlah sekitas 1 juta jiwa dan akan terus bertambah.
Yang melatar belakangi salah satunya pangan yang tersedia tidak saja terpenuhi secara jumlah tetapi kualitas, yang diawali dengan sistem budidaya padi yang sehat”, ujarnya.
Sedangkan untuk pemilihan metode penyuluhan, sebaiknya diprogram menyesuaikan diri dengan kebutuhan sasaran, karakteristik sasaran, sumber daya yang tersedia dan kondisi lingkungan. Termasuk waktu dan tempat diselenggarakannya kegiatan penyuluhan tersebut, urai Rini.
Untuk kegiatan pelatihan swadaya pengolahan pupuk organik yang diupayakan secara masif yang bertujuan untuk merubah perilaku petani agar mampu melaksanakan teknologi budidaya padi sehat. Hal tersebut juga sebagai langkah strategis guna menyikapi keterbatasan pupuk anorganik bersubsidi. Sehingga nantinya petani mampu mencukupi kebutuhan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman, imbuh Rini. (HV/NF)