Cirebon – Mangga, salah satu kekayaan buah-buahan Indonesia, semakin menunjukkan potensinya untuk dipasarkan ke luar negeri. Permintaan yang tinggi datang dari negara-negara tujuan, seperti Jepang, Korea Selatan, Rusia, Armenia, dan Taiwan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor mangga pada tahun 2022 mencapai 312 ton, dengan tujuan utama ke Singapura, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Qatar.
Pada Rapat Koordinasi Akselerasi Ekspor Mangga yang digelar di Cirebon, Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman menekankan potensi luar biasa dalam ekspor mangga Indonesia.
“Indonesia memiliki sumber daya genetik mangga yang sangat beragam dan memiliki keunggulan dalam rasa, warna daging buah, dan aroma yang sangat disukai pasar luar negeri, seperti Mangga Gedong Gincu, Gadung 21, Mangga Garifita, dan Arum Merah,” ujar Liferdi, saat membuka rapat pada Kamis (2/11).
Lebih lanjut, Liferdi menjelaskan bahwa produksi mangga di Indonesia selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 26 persen. Keberhasilan ini adalah hasil dari upaya Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi mangga melalui berbagai strategi, seperti pengembangan kampung mangga, pengembangan agroindustri mangga skala besar, dan proyek luar negeri HDDAP (Horticulture Development in Dryland Area Project) untuk pengembangan hortikultura di lahan kering.
Namun, masih ada hambatan yang perlu diatasi, terutama dalam akses pasar Jepang.
“Upaya pemerintah untuk bisa menembus akses pasar Jepang telah dilakukan sejak belasan tahun yang lalu. Namun sampai saat ini masih belum berhasil. Momok utama dalam permasalahan ini adalah karena lalat buah,” ungkapnya.
Mengatasi hambatan ini membutuhkan upaya bersama dari berbagai pihak. Direktorat Perlindungan Hortikultura tengah fokus pada program pengendalian hama lalat buah melalui kegiatan AWM (Area Wide Management) di sentra utama mangga Gedong Gincu. Dalam kerja sama dengan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura, terus diupayakan pemenuhan syarat ekspor mangga.
Dalam rapat koordinasi ini, telah disepakati langkah-langkah yang akan diambil oleh masing-masing pemangku kepentingan untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan oleh Pemerintah Jepang. Diperlukan kerjasama yang intensif untuk mewujudkan impian mangga Indonesia tembus ke pasar Jepang.
“Koordinasi yang intensif akan menjadi kunci kesuksesan kita dalam meraih pasar Jepang,” tutup Liferdi sekaligus menutup acara rakor.
Indonesia semakin mendekati peluang besar untuk mengembangkan pasar ekspor mangga, mengurangi ketergantungan pada impor, dan memperkuat produksi kentang industri lokal. Keberhasilan ini akan membawa manfaat yang luar biasa bagi petani dan perekonomian Indonesia.