JAKARTA,VMNmedia.id – Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan merupakan forum pertemuan petani nelayan dan petani hutan sebagai wadah kegiatan belajar mengajar, tukar menukar informasi, pengalaman serta pengembangan kemitraan dan jejaring kerjasama antara para petani nelayan dan petani hutan, peneliti, penyuluh, pihak swasta dan pemerintah sehingga dapat membangkitkan semangat, tanggungjawab serta kemandirian sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Berdasarkan hasil Rembug Utama Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional pada PENAS XV Petani Nelayan Tahun 2017 di Aceh, disepakati bahwa PENAS Petani Nelayan XVI pada 10 sampai dengan 15 Juni 2023 di Lapangan Udara (LANUD) Sutan Sjahrir, Kota Padang Sumatera Barat.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan komitmennya dalam memantapkan penguatan komoditi lokal untuk kemandirian pangan. Selain itu demi meningkatkan kesejahteraan petani serta mengantisipasi krisis pangan global yang saat ini sedang melanda dunia.
Mentan SYL mengatakan, forum ini harus menjadi bagian konsolidasi emosional jangan pernah takut karena ada KTNA yang membackup. Menurutnya, kegiatan ini adalah bagian konsolidasi konsep dan program Kementan.
“Saat ini dunia sedang lagi tidak baik-baik, dunia sedang krisis pangan. Indonesia negara ke empat terbesar sekitar 273 juta orang. Biarkan badai gelombang dunia menghajar pangan, tapi Indonesia karena ada KTNA siap menjadi negara yang damai, aman dan tenteram,” ujar SYL.
Sehubungan dengan hal tersebut Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melakukan rapat persiapan PENAS Petani Nelayan XVI tahun 2023, Selasa (17/01/2023) di Auditorium Gedung D Kementan.
Pada arahannya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa tujuan utama rapat ini untuk mengetahui progress yang sudah dilakukan sudah sampai mana.
“Saya mengapresiasi persiapan yang telah dilakukan oleh pemda terkait lokasi yang berubah dan pemerintah kota padang harus terus berkordinasi terus dengan KTNA dan ini pekerjaan yang luar biasa”, ujar Dedi Nursyamsi.
Lebih lanjut Dedi Nursyamsi berterima kasih kepada Pemda, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota dan KTNA agar seluruh kegiatan dikordinasikan dan dibuat paket diseminasi disiapkan dan dikordinasikan dengan baik karena tidak semua petani dapat hadir.
“Diperlukan kerjasama untuk disiminasi sehingga informasi lebih bermanfaat dan mencerdaskan petani kita, untuk gelaran teknologi demplot yang melibatkan tanaman memerlukan waktu dan energi yang luar biasa”, ungkapnya.
Sedangkan Kepala Pusat Penyuluhan, Bustanul Arifin Caya pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa gelaran teknologi harus mendapat perhatian yang lebih, untuk itu harus dilakukan pengawalan terhadap penanggung jawab sesuai SK yang ada.
Diperlukan rapat internal antar bidang yang ada sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik dan terkordinasikan, ujar Bustanul.
Menurut Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah mengatakan bahwa diperlukan pemetaan lokasi untuk gelar teknologi pertanian.
“Gelar teknologi memerlukan pemetaan untuk komoditas dan tanaman yang ada, karena batas waktu 5 bulan jadi harus dicari tanaman yang sudah panen dan sebaiknya tamu ASEAN, organisasi nasional serta negara korea selatan dan jepang juga diundang dalam kegiatan PENAS Petani Nelayan XVI”, ujar Siti Munifah.
Hadir pada rapat tersebut Sekda provinsi Sumatera Barat, Hansastri mengatakan telah melaksanakan pertemuan dan perencanaan di mulai pada awal tahun dan juga penggangaran kegiatannya. Maka diperlukan kordinasi dan menginventarisir kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanaan pada kegiatan PENAS Petani Nelayan XVI melalui kerjasama provinsi, pemda dan shakeholder terkait agar tidak tumpah tindih.
Pada kesempatan tersebut hadir juga Ketua Umum KTNA Nasional Yadi Sofyan Noor yang mengatakan bahwa saat ini kordinasi terus dilkakuan dengan Pemda dan Pemerintah Kota Padang untuk gelaran PENAS Petani Nelayan XVI. Dan untuk balai utama memiliki kapasitas 120 orang dengan konsep kajang padati, sedangkan gelar teknologi berupa saung-saung dan diperkirakan jumlah peserta 45 ribu orang, tutupnya. (HVY/NF)