
VMNmedia.id – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan suhu panas yang terjadi di Jakarta bukan gelombang panas.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, fenomena suhu udara terik yang terjadi pada siang hari di sejumlah wilayah Indonesia ini dipicu oleh beberapa hal. Di antaranya yakni posisi semu matahari yang sudah berada di wilayah utara ekuator dan menyebabkan pertumbuhan awan hujan sangat berkurang, serta dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah.
Sehingga, penerimaan sinar matahari ke permukaan Bumi terjadi optimal yang membuat masyarakat merasakan suhu cukup terik pada siang hari. “Suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena gelombang panas,” tegas Guswanto

Suhu maksimum tertinggi di Indonesia pada April selama empat sampai lima tahun terakhir sekitar 38,8 derajat celcius di Palembang pada 2019. Sedangkan pada Mei sekitar 38,8 derajat celcius di Temindung Samarinda pada 2018.
Cuaca panas terik pada siang hari di beberapa wilayah Indonesia ini disebut BMKG masih akan terjadi hingga pertengahan Mei.