Singkong menjadi salah satu sumber karbohidrat selain nasi yang kaya gizi. Namun selama ini, nampaknya masyarakat lebih banyak mengonsumsi singkong dalam bentuk tepung daripada bentuk aslinya.
Dikutip dari laman resmi IPB University, Minggu (8/5/2022) Fransiska menyebut pengolahan singkong yang melalui proses pemurnian dapat menganggu kesehatan. Misalnya saja pengolahan produk seperti tepung tapioka, yang akhirnya membuat singkong kehilangan gizi dan hanya menyisakan karbohidrat saja. “
Konsumsi pangan murni yang sudah tak mengandung serat dan komponen bioaktif seperti tepung-tepang yang sudah dimurnikan itu sangat berhubungan dengan penyakit degeneratif atau penyakit modern yang ada sekarang ini,” katanya.
Sementara singkong seharusnya dapat mengatasi problem terkait dengan kesehatan dan juga ketahanan pangan.
Pada tahap pemerasan ini terjadi pemisahan pati dari komponen singkong lainnya. Proses itu pada akhirnya membuat serat, senyawa, bioaktif, vitamin dan mineral sebagian terbuang, sebagian tertinggal pada onggok dan hanya menghasilkan produk yang tidak utuh nilai gizinya.
Ia pun meminta masyarakat untuk lebih memperhatikan asupan makanan, agar tak menimbulkan gangguan kesehatan di kemudian hari. Dan memaparkan setidaknya ada beberapa kriteria dari makanan yang sehat, seperti memasukan unsur nabati dalam porsi makanan, dikonsumsi dalam bentuk utuh atau tak mengalami banyak proses pengolahan yang menghilangkan komposisi gizinya.