JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) beserta jajarannya terus meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian di semua sub sektor. Diantaranya komoditas perkebunan yang tidak terlepas dari kondisi benih yang digunakan, serta bagaimana benih tersebut diproduksi dan diedarkan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan perkembangan varietas-varitas tanaman unggul terus dilakukan dari waktu ke waktu. Hasilnya, Indonesia mampu menjadi salah satu negara pertanian kuat di dunia yang memiliki ketahanan pangan berkualitas dan berkelanjutan.
Menurut Mentan Syahrul, faktor pendorong dari keberhasilan ini adalah hadirnya teknologi dan sistem pertanian mumpuni, serta kemampuan SDM pertanian unggul di seluruh Indonesia.
“Teknologi yang berkembang saat ini telah membuat Indonesia memiliki varietas unggul dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada”, ujar Mentan Syahrul.
Mentan Syahrul mengaku bangga dengan perkembangan perbenihan saat ini. Ada beberapa varietas mampu bertahan di musim ekstrim, termasuk dalam cuaca El Nino yang saat ini masih melanda Indonesia.
Hal ini menunjukkan kemajuan yang luar biasa dengan hadirnya varietas tahan perubahan iklim. Termasuk iklim kering yang terjadi saat ini yang diperkirakan berlangsung hingga bulan September ini”, ujar Mentan Syahrul lagi.
Pada acara Mentan Sapa Petani Penyuluh (MSPP) Volume 34, Jumat (22/09/2023) bertemakan “Kebijakan dan Tata Kelola Perkebunan” yang di laksanakan di Ruang AOR BPPSDMP serta dihadiri secara virtual sebanyak 1.000 orang peserta, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa negara Indonesia sudah berhasil mengekspor komoditas perkebunan diberbagai negara di dunia. Ini membuktikan bahwa komoditas perkebunan memiliki kualitas yang sangat bagus.
Bahkan, kelapa sawit, kopi dan rempah-rempah yang merupakan komoditas perkebunan unggulan di Indonesia memiliki keunggulan di bidang pertanian yaitu tahan terhadap sinar matahari, suhu antara 20-30 celcius, air dan juga nutrisi yang dibutuhkan tanaman”, jelas Dedi Nursyamsi.
Menurut Narasumber MSPP, Direktur Perbenihan Perkebunan, Kementan, Gunawan mengatakan bahwa Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Direktorat Perbenihan Perkebunan mengalokasikan kegiatan penguatan perbenihan tanaman perkebunan. Saat ini ditambah dengan penerapan sejumlah kebijakan yang visioner untuk mendukung dan meningkatkan akselerasi perkebunan berkelanjutan.
“Masalah benih perkebunan menjadi penting, mengingat komoditas perkebunan merupakan investasi jangka panjang pada periode tanaman belum menghasilkan, khususnya tanaman tahunan yang relatif lama”, ujar Gunawan.
Gunawan menambahkan bahwa benih merupakan salah satu faktor kunci dan sarana produksi vital dan berperan sangat penting dalam peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan.
“Investasi tanaman perkebunan merupakan investasi jangka menengah dan panjang sehingga jika penggunaan benih sebagai langkah awal investasi perkebunan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan investasi, pungkasnya. (HV/NF)