• December 27, 2024

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Mendorong Pemanfaatan Teknologi Greenhouse Krisan

Jakarta, (28 \10\2023) – Kementerian Pertanian, bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, terus memacu penggunaan teknologi dalam sektor pertanian Indonesia, khususnya dalam subsektor florikultura. Teknologi Internet of Things (IoT) digunakan untuk memantau kondisi lingkungan pertanian, membantu petani mengambil keputusan, dan mengoptimalkan aplikasi penyiraman, pemupukan, serta penggunaan pestisida berdasarkan data yang diperoleh dari sensor dan perangkat lunak pengelolaan data.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimis jika pemanfaatan Teknologi IoT ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani. “Menggabungkan teknologi IoT dalam pertanian adalah langkah maju menuju pertanian yang lebih efisien dan berdaya saing. Ini adalah salah satu cara kami meningkatkan kesejahteraan petani dan mengoptimalkan hasil pertanian di Indonesia.” Ujar Mentan Amran.

Penerapan IoT dalam budidaya florikultura, terutama tanaman krisan, masih terbatas dan relatif baru bagi petani krisan. Namun, ini menjadi bagian dari upaya Kementerian Pertanian untuk mengembangkan konsep smart farming yang bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam budidaya krisan, meningkatkan daya saing produk, dan mendukung kesejahteraan petani.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, menjelaskan, “Pemanfaatan IoT pada greenhouse krisan sejalan dengan program Kementerian Pertanian dalam mengembangkan smart farming untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi budidaya krisan untuk peningkatan daya saing produk.”

Simulasi implementasi IoT krisan telah dilakukan di Kelompok Tani Swastika Jaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada awal Oktober 2023, dan hasilnya diharapkan dapat diaplikasikan di lokasi yang lebih luas.
Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman, yang hadir dalam kegiatan tersebut, mengungkapkan harapannya bahwa hasil simulasi implementasi IoT krisan ini dapat diterapkan pada skala yang lebih besar. “Kelompok Tani Swastika Jaya harus memaksimalkan pemanfaatan bantuan pemerintah ini dengan menyukseskan pelaksanaan kegiatan Simulasi Implementasi IoT Krisan,” kata Liferdi.

Pemanfaatan IoT dalam komoditas florikultura masih lebih terbatas dibandingkan dengan komoditas buah dan sayuran, sehingga perlu dilakukan lebih banyak kajian dan simulasi untuk menilai efektivitasnya.
Teknologi IoT diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi petani dalam menghasilkan produk berkualitas, berdaya saing, dan berkelanjutan. Langkah selanjutnya adalah pencanangan teknologi ini akan dilaksanakan pada tahun 2024 pada kelompok tani krisan yang dibina oleh Direktorat Jenderal Hortikultura di Kabupaten Cianjur.

Direktur Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Aju, menyatakan bahwa kolaborasi yang baik antara Ditjen Hortikultura dan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur sangat penting untuk menjadikan pemanfaatan IoT dalam pertanian berkelanjutan.
Pemanfaatan teknologi IoT dalam sektor pertanian adalah bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian serta mendukung kesejahteraan petani. Melalui teknologi yang tepat, sektor pertanian Indonesia dapat terus berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi negara.

Read Previous

Mentan Amran Minta Kepala Dinas se-indonesia Kawal Produksi Beras Tahun Ini

Read Next

Kementan Dorong Pemanfaatan Pupuk Organik di Kalangan Petani Milenial

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *