Indragiri Hulu – 9/Oktober/2024. Kementerian Pertanian berkomitmen penuh untuk meningkatkan capaian produksi pangan nasional dari hulu hingga hilir. Pembangunan pertanian skala besar ini menjadi program super prioritas Kementan. PAT (Penambahan Areal Tanam) yang terdiri dari: 1. Optimalisasi lahan (Oplah), 2. Pompanisasi dan 3. Padi Gogo.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman diberbagai kesempatan menyampaikan jika seluruh jajarannya saat ini berada di Daerah yang menjadi wilayah tanggungjawabnya.
“Kita ketahui bahwa Situasi pangan global saat ini dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, tantangan yang kita hadapi dalam penyediaan pangan bagi masyarakat saat ini semakin kompleks seperti adanya peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi kekeringan saat musim kemarau tahun 2024, serta diperparah lagi dengan situasi tekanan geopolitik yang saat ini semakin dinamis di Timur Tengah, maka para penanggungjawab PAT wajib selalu berada di daerah masing wilayah tanggungjawabnya, untuk mengawal program ini” Tegas Mentan Amran
Menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian, Penanggungjawab (Pj) PAT Provinsi Riau Dr. Liferdi Lukman menegaskan jika sinergi antara pemerintah pusat dan daerah sangat baik. Dinas Pertanian Provinsi, dan daerah Kabupaten/Kota serta TNI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mensukseskan program Kementan ini.
“Sesuai arahan Pak Menteri, kami akan terus berada di daerah mengawal program ini, kami sudah berikrar untuk mensukseskan PAT ini. Pokok semboyan kami “Berpantang pulang sebelum tanam.” Tegas Dr. Liferdi
Direktur Buah dan Florikutura itu juga membeberkan jika secara klasifikasi nasional, Provinsi Riau kini menduduki realisasi PAT peringkat ketiga di Klaster II, sebuah pencapaian yang mencerminkan komitmen tinggi antara Kementan, pemerintah daerah dan para petani di Riau dalam mendorong pertumbuhan sektor pertanian. Meskipun pada awalnya tantangan cukup berat karena faktor alam dan lokasi yg menyebar di pulau2. Meskipun berjalan lambat yg penting tdk diam ditempat. Dengan komitmen dan semangat kebersamaan akhirnya Riau jg keluar dr zona merah kenang Liferdi yg didampingi Bu Shannora kepala BSIP Riau
Riau menjadi provinsi pertama kegiatan oplah telah mencapai 100%, bahkan hingga skg sudah 119%, ini menempatkan Riau oplah tertinggi secara nasional, kemudian baru disusul Kalsel 103% dan Lampung 100%
“Tim kami di Riau ini luar biasa, kerja kerasnya mampu melampaui target tidah hanya oplah tetapi juga pompanisasi, hingga sekarang berada di peringkat dua secara nasional dgn realisasi 151%.
Selain kerjasama Tim PAT, Tentunya ini bisa kami capai karena atas Pertolongan Allah SWT.” Bebernya.
Dr. Liferdi juga tak menampik jika pencapaian di Provinsi Riau ini menjadi bukti nyata dari sinergi yang solid antara pemerintah, petani, dan pemangku kepentingan lainnya. Pada program pompanisasi meskipun peringkat kedua dibawah Bengkulu yang mencapai 190%, namun dari sisi luas areal yang berhasil ditanam jauh lebih luas, yaitu 28.100 hektar, dibandingkan dengan Bengkulu yang hanya mencakup 16.363 hektar.
Hal ini menunjukkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan pompanisasi di provinsi Provinsi Riau juga mencatat pencapaian luar biasa untuk mendukung progeam PAT.
Selain itu, penanaman padi gogo, dengan realisasi seluas 2.271 hektare, angka ini sdh melampaui komitmen berdasarkan kondisi real lahan yg tersedia yg dituangkan dlm berita acara monev bln 26 Juli 2024 yaitu seluas 2.000 hektar meskipun target berdasarkan Kepmentan 17.000 ha, namun lahan yg tersedia hanya 2.000 ha.
Keberhasilan ini menunjukkan komitmen pemerintah Provinsi Riau dalam mendorong kemandirian pangan dan memperluas areal tanam. Diharapkan, prestasi ini dapat menjadi dorongan bagi daerah lain untuk ikut aktif dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian nasional
Kesuksesan PAT Riau ini bisa menjadi tolak Ukur bahwa swasembada pangan bukan hal yang mustahil. Jika Aparatur Negara berkolaborasi dengan petani, maka semua akan terwujud.