• May 21, 2025

DELEGASI MALAYSIA DAN THAILAND BELAJAR HORTIKULTURA DI SUMATERA SELATAN

Indonesia menjadi tuan rumah forum Indonesia, Malaysia, Thailand Growing Triangle (IMT-GT) tahun 2025. Kali ini mengangkat tema “Project on economic herb production and propagation management throughout value chain.”

Pada kesempatan ini Indonesia mengenalkan budidaya lengkuas dan hilirisasi hortikultura sebagai bentuk pembangunan usaha tani hortikultura terintegrasi. Model yang dikembangkan merupakan kolaborasi Direktorat Jenderal Hortikultura, Pemprov Sumatera Selatan, Pemkab Banyuasin dan Pemkot Prabumulih.

“Ketiga negara memiliki kekayaan plasma nutfah, kearifan lokal dan inovasi di bidang pertanian yang merupakan peluang unik untuk dikembangkan. Dengan kegiatan ini, kami bermaksud agar tiap peserta saling bertukar pengetahuan praktis, memperkuat rantai nilai, serta mengeksplorasi solusi kebijakan dan teknologi untuk dapat mengakselerasi daya saing, menjamin kualitas, serta membangun pertumbuhan yang inklusif”, ungkap Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Muhammad Idil Fitri beserta Pimpinan Daerah di Sumatera Selatan, Kabupaten Banyuasin dan Kota Prabumulih.

Menanggapi nilai strategis IMT-GT bagi Provinsi Sumatera Selatan, Kadis Pertanian Provinsi Sumatera Selatan Bambang Pramono mengatakan, “Kami melihat IMT-GT memiliki tujuan penting yaitu percepatan pertumbuhan perekonomian di wilayah barat ASEAN, Indonesia, Malaysia dan Thailand. Wilayah ini untuk membentuk sub kawasan yang terintegrasi, inovasi, inklusif dan berkelanjutan.”

Para delegasi dikenalkan pada kampung lengkuas terletak di Banyuasin yang memiliki kemampuan memasok kebutuhan Palembang dan sekitarnya.

“Kampung seluas 200 ha ini mampu memasok kebutuhan dua ton per hari dan kami berharap IMT-GT lebih mendorong motivasi petani lengkuas untuk memperluas pasar,” ujar Bupati Banyuasin, Askolani Jasi.

Wakil Walikota Prabumulih, Franky Nasril turut memamerkan keunggulan wilayahnya yang di antarnya unggul pada komoditas nanas dan jahe. Selain itu, petani Prabumulih mampu memproduksi aneka diversifikasi produk turunan dari keduanya.

“Prabumulih dikenal sebagai kota nanas termasuk unggul dalam produk olahan jahe. Bahkan pasarnya telah merambah hingga ke mancanegara,” jelasnya.

Antusiasme para delegasi terlihat saat mengunjungi bangsal pascapanen di Desa Karya Mulia untuk melihat dan mencicipi berbagai produk olahan tanaman biofarmaka dan pembuatan serat nenas dan melihat berbagai produk kerajinan dari daun nenas di Kecamatan Prabumulih Timur.

“Usaha pembuatan serat nenas ini tentunya sudah zero waste,” ujar pengelola Koperasi Miwa Pineapple, Agus.

Direktorat Jenderal Hortikultura berharap IMT-GT ini diharapkan memperkuat komitmen bersama untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura di antara ketiga negara untuk peningkatan daya saing di tingkat global dan perluasan pasar.

“IMT-GT merupakan peluang untuk saling bertukar best practice budidaya dan hilirisasi produk hortikultura melalui penguatan kolaborasi antara petani, dunia usaha dan pemerintah untuk peningkatan daya saing global dan perluasan pasar. Tentunya diperlukan peningkatan kerja sama ketiga negara dalam memperkuat jejaring untuk meningkatkan taraf hidup petani dan menjamin keberlanjutan sumber daya alam,” kata Direktur Jenderal Hortikultura, Muhammad Taufiq Ratule di akhir penutupan acara.

Read Previous

Hogyan áll a Shuffle Casino a Curacao-engedéllyel rendelkező kaszinók között

Read Next

Menteri Jepang Mundur karena Krisis Beras, Indonesia Kokoh dengan Produksi yang Makin Kuat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *