Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura melakukan pengecekan lapang langsung ke sentra-sentra produksi bawang merah untuk memastikan ketersediannya mencukupi saat Natal, Tahun Baru bahkan Puasa Lebaran tahun 2026 nanti. Menteri Pertanian yang juga Kepala Badan Pangan Nasional, secara lugas mengingatkan seluruh pihak untuk tidak mencoba main-main dengan pasokan pangan pokok yang dibutuhkan masyarakat tak terkecuali bawang merah.
Kabar baiknya, Kabupaten Nganjuk yang menjadi sentra produksi bawang merah terbesar di Jawa Timur sekaligus barometer pasokan nasional, bulan Desember ini terkonfirmasi memasuki panen raya. Tak kurang dari 1.500 hektar bawang merah dipanen dari wilayah yang dulu dikenal dengan sebutan Anjuk Ladang tersebut. Varietas yang banyak ditanam petani adalah Tajuk, Manjung dan Bauji. Harga di tingkat petani saat ini terpantau antara Rp 22.000 – 25.000,- per kilo rogol kering panen. Sementara berdasarkan harga acuan pembelian pemerintah (HAP), harga bawang merah rogol kering panen di tingkat petani dipatok Rp 25.000 – Rp 30.000 per kilogramnya.
“Tahun 2025 ini luas tanam dan panen di Nganjuk Alhamdulillah meningkat dari tahun 2024. Per November kemarin saja tercatat luas tanam lebih dari 19.500 hektar. Tahun lalu hanya 18.000 hektar setahun. Produktivitasnya juga diperkirakan naik karena cuaca sangat mendukung. Kami bersama petani berharap harga tetap bagus dan menguntungkan. Saat ini kategori masih normal. Jangan sampai turun lagi, supaya petani tetap semangat menanam”, ujar Ida Shohibatin, Kepala Dinas Pertanian Nganjuk.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Muhammad Agung Sunusi saat ditemui di Nganjuk (24/12), mengaku sangat optimis produksi bawang merah nasional aman terkendali. Dirinya bersama tim Ditjen Hortikultura secara intensif melakukan pemantauan di seluruh sentra. “Salah satunya Nganjuk, yang tidak hanya jadi penyangga Jawa Timur, namun menjadi penyangga sekaligus barometer nasional. Kami sudah cek langsung lapangan termasuk pasar khusus Sukomoro, pasokannya lancar setiap harinya. Bulan Desember ini panen dari Nganjuk Timur seperti Gondang dan Sukomoro melimpah. disambung tanam lagi di Nganjuk bagian barat tak kurang dari 2.000 hektar, meliputi Bagor, Wilangan dan Rejoso. Kesimpulannya pasokan Nataru, puasa hingga Idul Fitri nanti insya Allah aman,” beber Agung.
Akat, Ketua Kelompoktani Luru Luhur Kecamatan Rejoso Nganjuk, yang juga menjadi Ketua Umum Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia (APBMI) membenarkan produksi bawang merah Nganjuk pada musim panen saat ini cukup melimpah. “Panen di wilayah timur mencapai 1.500 hektar lebih, disambung tanam lagi di wilayah barat, 2.000 hektar lebih. Ini pengaruh dari kondisi harga bawang merah yang stabil bagus sepanjang tahun 2025 sehingga membuat petani semangat menanam. Harapan petani harga terjaga bagus menguntungkan. Jangan sampai ada yang mengganggu pasar dengan bawang merah illegal,” tandas Akat serius.