*Sukabumi || 2 || Juli || 2024 *, Dalam upaya mengurangi penggunaan pestisida berlebihan yang berdampak negatif terhadap lingkungan, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) berinisiatif kerjasama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta. Langkah ini diambil untuk mendorong pengembangan kawasan hortikultura yang ramah lingkungan.
Saat ini, Kementan telah memulai penjajakan pengembangan kawasan Kampung Hortikultura Ramah Lingkungan di Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi petani dan ekosistem setempat.
Dalam inisiatif tersebut, Kementan menggandeng Universitas Nasional Jakarta (Unas Jakarta) untuk bekerjasama dalam pengembangan pertanian ramah lingkungan. Kerjasama ini melibatkan Pusat Studi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan Desa (Pusbitep 2 D), inovasi , serta penerapan metode pertanian yang mengurangi penggunaan pestisida kimia dan meningkatkan kesehatan tanah.
Direktur Perlindungan Tanaman, Jekvy Hendra, menyatakan antusiasmenya terhadap program Kampung Perlindungan yang diinisiasinya. “Program ini merupakan langkah penting untuk menciptakan pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan. Dengan melibatkan akademisi dan praktisi dari perguruan tinggi, kami yakin dapat menemukan solusi inovatif untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia dan meningkatkan produksi hortikultura,” ujar Jekvy.
Program Kampung Hortikultura Ramah Lingkungan diharapkan tidak hanya menjadi model bagi kawasan lain di Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan antara dunia akademis dan praktisi pertanian. Melalui kolaborasi ini, Kementan optimis dapat menciptakan solusi pertanian yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi kesejahteraan petani serta kelestarian lingkungan.
Kementan berkomitmen untuk terus mendorong program-program yang mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan dapat memberikan manfaat optimal bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian.
Ketua Kelompok Dampak Perubahan Iklim Muhammad Agung Sunusi yang hadir dalam pertemuan ini juga mengakui jika program kampung perlindungan Hortikultura akan menjadi solusi saat pertanian dilanda kekeringan. “Climate Change (perubahan iklim) akan menjadi tantangan tersendiri bagi petani, mestinya kita harus mempersiapkan diri sekarang. Kami telah membuat aplikasi EWSSIPANTARA yang bisa memprediksi cuaca, musim tanam, serangan hama dan potensi OPT lainnya, ini sangat untuk digunakan,” paparnya
Senada dengan Direktur Perlindungan, Kepala Biro Penelitian dan pengabdian masyarakat Unas Tri Waluyo, mengungkapkan keseriusannya dalam keikutsertaan Unas Jakarta dalam program kampung perlindungan Hortikultura,
“kami mewakili Unas Jakarta tentunya sangat bangga sekali bisa diikutsertakan dalam program Kementan, kami sebagai insan akademik akan terus mendukung program pemerintah, sebagaimana misi kami untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara” terangnya.
Pertemuan pembinaan yang dilaksanakan di Sukabumi juga meyakinkan petani bahwa pemerintah dan perguruan tinggi kini hadir ditengah-tengah masyarakat. Kepala Desa Nanggerang Unang Suwandi mengapresiasi Kementan dan Unas Jakarta yang telah memberikan kontribusinya kepada masyarakat Nanggerang, kec. Cicurug, Kab. Sukabumi.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian dan Unas Jakarta yang telah bersama-sama membangun pertanian di wilayah kami. Ini akan menjadi awal dari bangkitnya kesejahteraan desa kami.” Terang Kades Cicurug.