• October 16, 2025

Kementan Perkuat Mekanisasi Pertanian, Sawah Baru Di Tanah Laut Siap Dongkrak Produksi Padi Kalsel

Tanah Laut, Kalsel – Dalam upaya mempercepat terwujudnya Swasembada Pangan, Energi, dan Air sebagaimana arahan Presiden sesuai yang tertuang dalam Inpres Nomor 14 Tahun 2025, pemerintah terus mendorong pembangunan pertanian di berbagai daerah potensial. Salah satu wilayah yang menjadi fokus program strategis ini adalah Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi lahan yang sangat luas, namun sebagian besar belum termanfaatkan secara optimal. Melihat peluang besar ini, pemerintah pusat menggulirkan program cetak sawah seluas 30.000 hektare di Kalimantan Selatan, di mana 4.056 hektare di antaranya berlokasi di Kabupaten Tanah Laut. Melalui program ini, lahan-lahan tidur diharapkan dapat diubah menjadi lahan produktif yang siap ditanami padi dengan dukungan mekanisasi pertanian modern.

Kebutuhan akan program cetak sawah di Tanah Laut menjadi semakin mendesak seiring meningkatnya alih fungsi dan alih komoditas lahan setiap tahun. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya luas sawah produktif di wilayah tersebut. Saat ini, luas baku sawah Tanah Laut mencapai 27.115 hektare, dengan Indeks Pertanaman (IP) padi yang masih di bawah 200. Melalui kegiatan Cetak Sawah Rakyat, pemerintah menargetkan peningkatan IP agar lahan dapat dimanfaatkan secara lebih intensif dan berkelanjutan.

Sebagai bentuk dukungan konkret, di Kabupaten Tanah Laut telah disalurkan 693 unit alat dan mesin pertanian (alsintan) pra panen yang terdiri dari traktor roda dua dan empat, traktor crawler, rice transplanter, pompa air, hingga handsprayer. Kehadiran alsintan ini diharapkan mampu mempercepat proses pengolahan lahan, menghemat tenaga kerja, serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.

Sekretaris Direktorat Jenderal Prasaran dan Sarana Pertanian (Sesditjen PSP) sekaligus Penanggung Jawab kegiatan akselerasi swasembada pangan wilayah Kalimantan Selatan Mulyono mengungkapkan bahwa mekanisasi adalah kebutuhan mendesak dalam sistem pertanian modern, terutama di daerah dengan potensi lahan yang luas seperti Tanah Laut.

“Mekanisasi pertanian adalah kunci keberlanjutan. Dengan keterbatasan sumber daya manusia dan luasnya lahan di Tanah Laut, penggunaan alsintan menjadi solusi yang tidak bisa ditunda. Tanpa mekanisasi, mustahil kita bisa menjaga produktivitas secara berkelanjutan,” tegas Mulyono, Kamis (16/10/2025).

Selain dukungan alsintan, pemerintah juga memperkuat kelembagaan petani agar lahan hasil cetak sawah dapat dikelola secara efisien dan berkesinambungan. Melalui wadah seperti Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan Brigade Pangan, petani didorong untuk mengelola alsintan secara kolektif sehingga pemanfaatan alat lebih optimal dan berkelanjutan dari musim ke musim.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada kesempatan sebelumnya menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat terwujudnya swasembada pangan nasional. Ia menilai program cetak sawah dan optimasi lahan sebagai langkah strategis memperkuat ketahanan pangan jangka panjang terutama pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi besar.

“Kita menargetkan Indonesia kembali swasembada pangan dalam waktu dekat. Daerah harus menjadi motor penggerak. Kalau optimalisasi dan cetak sawah berjalan bertahap selama tiga tahun, swasembada yang kita capai nanti akan berkelanjutan,” ujar Mentan Amran.

Dengan sinergi antara program cetak sawah, mekanisasi modern, dan kelembagaan petani yang kuat, Kabupaten Tanah Laut diharapkan menjadi model pertanian berkelanjutan di Kalimantan Selatan pertanian yang produktif, efisien, dan berdaya saing untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan Indonesia.

Read Previous

Sudaryono Bongkar Peta Jalan Kemandirian Pangan Nasional, Ini Strategi Besar Kementan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *