Oleh: Muhammad Sidiq (Direktur Pelindungan Hortikultura Kementan)
Musim hujan sering kali menjadi momok bagi petani cabai. Curah hujan tinggi menyebabkan kelembaban meningkat, paparan sinar matahari berkurang, dan risiko serangan penyakit melonjak. Banyak petani memilih menunda tanam hingga cuaca stabil. Namun, tahukah Anda? Justru saat banyak petani enggan menanam, peluang harga cabai melonjak terbuka lebar akibat pasokan yang menurun. Ini adalah kesempatan emas bagi petani yang berani menghadapi tantangan musim hujan.
Mungkin Anda bertanya, mungkinkah menanam cabai aman di musim hujan? Jawabannya, sangat mungkin! Dengan memilih varietas yang tepat dan menerapkan strategi budidaya yang cermat, peluang keberhasilan justru semakin besar. Cabai tahan virus, seperti varietas Absolut 69 yang telah kita bahas sebelumnya, menawarkan solusi menjanjikan. Namun, perlu diingat, “tahan” bukan berarti “kebal”. Varietas ini tetap membutuhkan perhatian ekstra dibandingkan saat musim kemarau, terutama terhadap serangan jamur penyebab layu.
Data Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa penerapan budidaya yang tepat dapat menekan kerugian akibat serangan penyakit hingga 30% di musim hujan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang karakter musim hujan dan persiapan langkah pencegahan sejak dini menjadi kunci utama.
Berikut ada 6 hal penting yang perlu Anda antisipasi dalam budidaya cabai rawit tahan virus di musim hujan:
- Perlebar Jarak Tanam: Jarak tanam ideal di musim hujan sebaiknya diperlebar menjadi 60 x 50 cm, atau bahkan menggunakan sistem satu lajur. Tujuannya adalah meningkatkan sirkulasi udara dan mengurangi kelembapan di sekitar tanaman. Untuk varietas seperti Absolut 69 yang tumbuh sangat rimbun, langkah ini sangat krusial.
- Penuhi Kebutuhan Nutrisi: Tanaman cabai rawit tahan virus membutuhkan asupan nutrisi yang lebih tinggi untuk menopang pembentukan bunga dan buah secara optimal. Berikan pupuk fast release melalui penyemprotan daun, seperti Kalinet, untuk memastikan nutrisi cepat terserap.
- Cegah Genangan Air: Penyakit layu fusarium sangat mudah berkembang di tanah yang lembap atau tergenang air. Pastikan lahan memiliki drainase yang baik dengan membuat bedengan yang besar dan tinggi. Penggunaan mulsa plastik hitam perak juga sangat disarankan.
- Jaga Kestabilan pH Tanah: pH tanah yang tidak seimbang dapat menghambat penyerapan unsur hara dan membuat tanaman stres. Berikan pupuk dasar berupa dolomit saat pengolahan lahan untuk menetralkan keasaman tanah. Penambahan asam humat atau pupuk kalium humat seperti IMPRESOL juga dapat membantu.
- Kendalikan Tunas Air: Tunas air yang terlalu banyak dapat menghambat sirkulasi udara dan meningkatkan risiko penyakit jamur. Lakukan perempelan secara rutin, terutama pada tunas yang tumbuh di bagian bawah batang atau terlalu rapat di tengah tanaman.
- Maksimalkan Pemberian Kalsium: Kalsium berperan penting dalam memperkuat dinding sel tanaman, sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit. Pastikan tanaman mendapatkan asupan kalsium yang cukup, terutama karena kerimbunan tanaman dapat menghambat penyerapan nutrisi melalui penyemprotan.
Dengan menerapkan strategi yang tepat dan didukung data yang akurat, Anda dapat menaklukkan tantangan musim hujan dan meraih hasil panen cabai rawit yang optimal. Jangan biarkan musim hujan menjadi penghalang kesuksesan Anda yah..