BANDAR LAMPUNG — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengajak influencer untuk ikut mempromosikan pariwisata dan produk ekonomi kreatif (ekraf) di daerahnya.Tujuannya, agar potensi Lampung lebih terkenal dan efektif.
“Kita bisa lebih menggunakan sosial media dengan menggaet influencer dalam mempromosikannya,” kata Sandiaga di Bandar Lampung, Ahad (24/10).
Menurut dia, potensi wisata yang ada di Provinsi Lampung cukup baik bahkan di Kabupaten Lampung Barat itu sangat menarik sehingga ini pun menjadi tantangan bagi semuanya bagaimana agar pariwisata di provinsi ini lebih mendunia. “Ini tinggal bagaimana caranya kita membawa Lampung lebih go global karena potensi ada dan saya sudah melihatnya sendiri,” ujarnya.
Dia mengatakan, untuk meningkatkan wisatawan, pihaknya pun telah melakukan promosi baik secara target maupun segmen yang ada menggunakan digitalisasi. “Promosi sudah dimulai dengan digital dan akan digalakkan lagi termasuk melalui kegiatan-kegiatan yang ada di Lampung karena tempat wisata di yang ada di sini luar biasa,” kata dia.
Namun begitu, pada masa pandemi Covid-19 ini dalam upaya mengembangkan dunia pariwisata semua pihak dituntut untuk memperhatikan protokol kesehatan (prokes) yang berlaku. Kemudian, tantangan lainnya yakni bagaimana wisatawan Nusantara itu beralih dari “rohali” (rombongannya hanya lihat-lihat) menjadi “rojali” (rombongan jadi beli) sehingga mereka pun berpariwisata tidak hanya melihat dan mendapatkan pengalaman saja tapi membeli juga produk-produk ekraf yang dapat mendukung kebangkitan pariwisata.
Terkait kunjungan wisatawan mancanegara, Sandia mengatakan bahwa telah membuka pariwisata yang berada di Bali dan Kepulauan Riau (Kepri) pada 14 Oktober lalu. “Pintu masuknya Bali dan Kepulauan Riau dan jika sudah di situ, mereka bisa berwisata ke seluruh nusantara,” kata dia.
Namun, Sandiaga menegaskan tidak semua wisatawan mancanegara dapat masuk ke Indonesia. Terdapat 19 negara yang masih dievaluasi terkait kasus Covid-19 di wilayahnya.
“Jadi ada 19 negara yang akan kami evaluasi sesuai dengan data Covid-19 yang akan kami sinergikan dengan data-data World Health Organization (WHO), dalam dua pekan akan diumumkan negara-negara yang masih dalam daftar atau ditambah dan mudah-mudahan tidak dikurangi,” kata dia.