VMNmedia.id, – Pasar Mitra Tani (PMT)/Toko Tani Indonesia Center (TTIC) binaan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian melaksanakan Gelar Pangan Murah (GPM) di provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kegiatan ini dilakukan untuk memperkuat dan mempermudah akses masyarakat terhadap bahan pangan yang berkualitas dengan harga terjangkau, terutama pada Bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
Harga pangan yang saat ini cenderung mengalami kenaikan salah satunya karena adanya peningkatan kebutuhan pangan di masa Bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Meskipun demikian, berdasarkan hasil kunjungan lapangan termasuk ke pasar tradisional di wilayah Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara diketahui bahwa ketersediaan pangan pokok cukup aman dan terkendali.
Dalam kegiatan Gelar Pangan Murah ini, PMT/TTIC menjual berbagai komoditas pangan yang dibutuhkan masyarakat, meliputi sepuluh bahan pangan pokok/strategis seperti beras, gula pasir, minyak goreng, daging ayam, telur ayam, cabai rawit merah, bawang merah, dan bawang putih. Gelar Pangan Murah menjual Beras Kaltara seharga Rp 60.000/5 liter, minyak goreng Rp 26.000/liter, gula pasir Rp 14.000/kg, telur ayam Rp 51.000/tray, bawang putih Rp 32.000/kg, bawang merah Rp 30.000/kilogram, cabai rawit merah Rp 60.000/kg, dan tepung terigu Rp 12.000/kg.
Gelar Pangan Murah dengan harga khusus ini disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat sekitar karena harga tersebut jauh lebih murah dari harga pasar. Bawang merah dan cabai rawit merah (CRM) yang dipasok dari luar Kaltara, yaitu dari Surabaya dan Sulawesi Selatan menjadikan harga komoditas ini cukup tinggi di pasar. Harga CRM di pasar berkisar Rp 80.000–90.000/kg, sementara bawang merah berkisar Rp 38.000–45.000/kg.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyampaikan bahwa sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), dalam mengawal ketersediaan pangan pokok di daerah, melibatkan secara aktif Toko Tani Indonesia Center (TTIC) yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
“Kegiatan ini ditujukan untuk mendukung stabilitas harga dan ketersediaan pangan terutama di wilayah-wilayah yang defisit yang memerlukan intervensi. Selanjutnya, kegiatan GPM ini diharapkan dapat melibatkan beragam stakeholders terkait logistik ketersediaan dan distribusi pangan di daerah, serta perlu diselenggarakan secara rutin di titik-titik terdekat dengan masyarakat,” ujar Prihasto, saat dihubungi terpisah.
Hadir pada Gelar Pangan Murah di Kaltara, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Retno Sri Hartati Mulyandari optimis bahwa harga pangan pokok secara nasional stabil selama Bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Gelar Pangan Murah yang dilaksanakan PMT/TTIC Pusat Ditjen Hortikultura bekerja sama dengan PMT/TTIC Provinsi Kalimantan Utara dilaksanakan di Jl. Sengkawit no. 86, Simpang Tugu Dumai, Tanjung Selor, Bulungan.
“PMT/TTIC Provinsi ini dapat berperan memperpendek rantai pasok dengan mendekatkan sumber produksi pangan, sehingga mudah diakses oleh masyarakat dengan harga terjangkau. Dengan demikian, ditargetkan ketersediaan pangan terjaga dengan harga masih terjangkau oleh masyarakat,” jelas Retno.
Guna mempermudah akses masyarakat terhadap pangan pokok di kawasan Kalimantan Utara, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kaltara, Heri Rudiono menyampaikan bahwa GPM akan rutin dilaksanakan dengan cara berpindah-pindah ke lokasi yang harga pangan pokoknya tinggi, khususnya ke desa-desa agar memudahkan masyarakat mendapatkan bahan pangan pokok.
“Model Gelar Pangan Murah seperti ini telah dilaksanakan selama tahun 2021 sebanyak 17 kali di 14 titik desa dengan omset mencapai Rp 10-17 juta per kegiatan. Terima kasih kepada Ditjen Hortikultura dan PMT/TTIC Pusat untuk Gelar Pangan Murah kali ini yang sudah ditunggu oleh masyarakat Kaltara. Semoga ke depannya, program ini terus berjalan lancar dan dapat membantu akses masyarakat ke pangan murah yang berkualitas,” ujar Heri
Dalam kunjungannya ke Kaltara, Retno juga sempatkan menyambangi Pasar Induk Tanjung Selor. Berdasarkan hasil wawancaranya dengan para pedagang sayuran, diketahui bahwa ketersediaan bawang merah di pasar didatangkan dari Sulawesi Selatan. Sementara itu, aneka cabai dan sayuran, terutama kol dan sawi putih harus didatangkan dari Surabaya. Fakta ini menunjukkan sebuah peluang besar untuk menumbuhkan sentra baru hortikultura di wilayah Kalimantan Utara, khususnya di Kabupaten Bulungan.
“Ini merupakan sebuah potensi dan juga selaras dengan salah satu program Direktorat Jenderal Hortikultura untuk mengembangkan Kampung Hortikultura, di antaranya adalah Kampung Sayuran,” tambahnya.
Ditjen Hortikultura melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kaltara pada tahun 2022 ini telah menetapkan pengembangan salah satu Kampung Cabai di Desa Gunung Seriang, Kabupaten Bulungan seluas 10 Ha. Kampung cabai ini direncanakan akan dilaksanakan berbasis sistem integrasi dengan tanaman perkebunan (kelapa pandan) dan dengan ternak.
Sebagai wujud perhatian terkait program utama Ditjen Hortikultura, Retno juga menyempatkan kunjungan lapangan bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kaltara ke lokasi Kampung Cabai.
“Saya yakin suatu saat Kaltara akan dapat menghasilkan cabai sendiri tanpa harus menunggu pasokan lagi dari luar. Apalagi dengan adanya kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) tentunya dapat melibatkan para Kelompok Wanita Tani dalam memberdayakan ibu rumah tangga untuk juga menanam cabai di lahan pekarangan,” tutup Retno.