DIY (13/5), Kementerian Pertanian terus mendorong berbagai inovasi dan trobosan-trobosan baru di sektor pertanian. Inovasi Terbaru yang berhasil dikembangkan oleh salah satu produsen benih padi di D.I.Yogyakarta, sukses membuat Rakitan Prosesing Benih Padi, berupa Seed Cleaner Terpadu dan lantai jemur atap plastic Uv yang efisien, praktis, murah dan aplikatif diterapkan.
Saat melakukan kunjungan lapang, Direktur Perbenihan Yudi Sastro, menyampaikan bahwa Prosesing benih sering menjadi kendala yang dihadapi para produsen benih skala kecil hingga menengah, sehingga mengakibatkan tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu benih. Yudi juga mengungkapkan Beberapa permasalahan yang ditemukan di lapangan salah satunya terkait pengeringan benih antara lain: kurangnya fasilitas pengeringan seperti lantai jemur dan terpal saat panen raya, fasilitas yang kurang memadai untuk pengeringan pada saat musim hujan, praktek penundaan di lapangan setelah panen serta akan ketergantungan cuaca.
“Penanganan pengeringan gabah untuk benih berbeda dengan komsumsi, hal ini berkaitan dengan kondisi embrio yang ada dalam buah padi untuk benih perlu kesempurnaan dalam pembentukan embrio, dengan kadar air tertentu, sebab embrio harus hidup dan siap untuk dikecambahkan” terang Yudi
“Kreasi dan inovasi prosesing benih modifikasi sederhana berupa Rakitan Seed Cleaner Terpadu dan lantai jemur plastic UV ini bisa menjadi model dan dapat direplikasi dan dikembangkan secara masal oleh para produsen benih padi skala kecil hingga skala industri di seluruh Indonesia serta mampu menjawab tantangan kurangnya SDM dibidang usaha perbenihan ”lanjutnya
Sementara itu Supardi, Produsen Benih UD Sari Tani, menceritakan pengalamannya dalam memproses benih dari inovasi sederhana ini, banyak sekali keuntungannya yang didapat dibandingkan dengan cara konvensional. Ia menjelaskan Terobosan Inovasi rakitan prosesing benih berupa “Seed Clener Terpadu” yang terdiri dari komponen mesin pengayak-elevator-blower dengan memanfaatkan barang bekas dengan biaya sekitar Rp.50 juta, sangat efisien, hemat tenaga, 1 jam mampu memproses benih 1 ton hanya dengan 2 operator, serta bisa menyesuaikan jumlah kebutuhan.
“Sedangkan Lantai jemur dilengkapi dengan atap Plastiv UV dengan baja ringan, mudah diterapkan, tidak mudah rusak, praktis, tidak butuh tempat luas dan banyak terpal, menghemat biaya dan hemat tenaga, tidak harus diangkut saat musim hujan atau sampai selesai penjemuran, serta waktu penjemuran lebih cepat sekitar 3 hari dengan kadar air sesuai yang ditentukan”ujar Supardi
“Metode praktis ini juga sudah diterapkan di beberapa produsen padi di DIY, ternyata ini menjadi kepuasan dan kebanggan tersendiri, bisa memberikan kontribusi penyediaan benih bermutu bersertifikat kelas premium untuk kebutuhan petani DIY dan sekitar bahkan sudah ke luar provinsi DIY” tambah Supardi
Supardi berharap, penerapan inovasi teknologi alat prosesing benih sederhana ini dapat diterapkan oleh para produsen benih yang mulai berkembang di provinsi lain dan menjadi alternatif prosesing benih yang praktis, efisien, efektif, hemat tenaga, murah dan mudah diterapkan sesuai kebutuhan, serta dapat menjaga kualitas benih bermutu dan bersertifikat di daerahnya masing-masing
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan Inovasi alat prosesing benih berbasis teknologi salah satunya dapat mengoptimalkan kinerja pertanian serta memberikan efektifitas mendukung penyediaaan benih bermutu bersertifikat.
“Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian, Profesor Syahrul Yasin Limpo, kita harus terus melakukan inovasi dan trobosan-trobosan baru yang efektif dan evisien, hari esok harus lebih baik” Ujar Suwandi