• December 22, 2024

Gerakan Masal Pembuatan Bahan Alami Biosaka, Inovasi Petani Untuk Memperoleh Hasil Tinggi

Untuk mengantisipasi kerawanan pangan pasca pandemi covid 19, dan semakin tingginya harga pupuk, kementerian pertanian terus mendorong semua insan pertanian untuk mencari terobosan dan inovasi baru dalam upaya peningkatan produksi.

Salah satunya adalah inovasi yg di hasilkan oleh patani dari Blitar yaitu pemanfaatan bahan alami biosaka. Pemanfaatan bahan alami biosaka mulai dikembangkan di kabupaten Klaten dengan membuat kegiatan demplot di desa Burikan, kecamatan Cawas dengan menggunakan komoditas kedelai.

Widiyanti, kadis kabupaten Klaten melaporkan bahwa demplot penggunaan bahan alami ini dilakukan untuk komoditas kedelai dengan luasan 0,5 hektar, meskipun luasannya masih cukup kecil tetapi mempunyai harapan besar agar demplot ini bisa memberikan hasil yang positif sehingga bahan alami ini diharapkan dapat mengurangi biaya produksi.

Lebih lanjut Dwi Sri Suranti mewakili kadis provinsi mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi tingginya kepada Kementerian Pertanian karna telah memilih kecamatan Cawas menjadi lokasi demplot sehingga petani nantinya akan lebih cepat dalam mengadopsi teknologi atau inovasi baru seperti pemanfaatan biosaka ini.

Lebih lanjut Warjito Kepala Balai Besar PPMBTPH menyampaikan terimakasih kepada Kepala Desa Desa Burikan, Cawas dan dan khususnya kepada kelompok tani Marsudi Tani yang telah melaksanakan demplot bahan alami biosaka ini dengan baik. Dari lima perlakuan pada demplot tersebut, setelah dilakukan ubinan produksi kedelai berkisar 1,6 – 2,4 ton/hektar, dengan produksi tertinggi yaitu 2,4 ton/hektar pada perlakuan menggunakan NPK 50% dari anjuran ditambah dengan biosaka, ini menunjukkan hasil yang positif karena dengan hanya menggunakan pupuk kimia 50% dengan tambahan biosaka mampu memberikan hasil yang lebih baik, meskipun hasil ini masih perlu terus dilakukan ujicoba lebih lanjut.

Selain panen demplot perlakuan bahan alami biosaka juga dilanjutkan dengan bimtek pembuatan biosaka, bimtek pembuatan bahan alami biosaka dilakukan secara masal karena melibatkan 45 peserta yang terdiri dari 25 orang Petugas Penyuluh Lapangan, 6 orang petugas dari pusat, kabupaten dan 19 orang dari kelompok tani. Hasil dari bimtek pembuatan bahan alami biosaka ini dari 45 peserta yang berhasil membuat biosaka sebanyak 35 peserta atau 77,7%.

Diakhir sambutannya Warjito menyampaikan rasa puasnya karna sudah banyak yang berhasil membuat bahan alami biosaka, ini luar biasa, tambahnya. Pada kesempatan ini, saya sampaikan arahan pak Dirjen Tanaman Pangan bahwa tidak cukup hanya bisa membuat biosaka tapi untuk para Penyuluh Lapangan yang sudah bisa membuat biosaka harus bisa ngajari petani di wilayah binaannya, sedangkan petani yang sudah berhasil harus diujicoba dan diaplikasikan di lapangan, karena biosaka ini gratis, tegasnya.

Tri wahyuni, koordinator penyuluh wilayah Klaten Utara salah satu peserta yang berhasil membuat biosaka, bahwa menurutnya membuat biosaka ternyata tidak sulit seperti yang di bayangkan, buktinya saya bisa hanya perlu fokus dan sabar ungkapnya.

Hal senada disampaikan Agus Sujantono, kepala BPSB Provinsi Jawa Tengah yang berhasil juga membuat biosaka, hanya perlu konsentrasi dan yakin bahwa remasannya pasti berhasil dan buktinya remasan saya berhasil, ungkap agus.

Sedangkan Sriyanto Ketua Kelompoktani Marsudi Tani bersyukur kelompoktaninya dijadikan lokasi demplot dan bimtek biosaka karena pengetahuan kami jadi bertambah dan harapan kami inovasi biosaka ini dapat menekan biaya produksi sehingga petani lebih sejahtera, pinta Sriyanto.

Terpisah Dirjen Tanaman Pangan Suwandi mengapresiasi kegiatan panen demplot perlakuan alami biosaka dan bimtek di Klaten, kegiatan ini sangat positif karena sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian, bahwa kita bekerja jangan hanya biasa-biasa saja tetapi lebih dari itu harus bekerja luar biasa, lakukan terobosan dan inovasi baru untuk mendapatkan hasil produksi tinggi, tutup Suwandi.

Read Previous

Si Manis Legit Penghilang Dahaga dari Betawi “Selendang Mayang”

Read Next

Kementan Berikan Penghargaan Flori pada Flora Festival di Bogor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *