Presiden AS Joe Biden, dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meminta para pemimpin dunia untuk mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia ke negara tersebut.
Seperti diberitakan Reuters, Rabu (20 September 2023), seruan Biden sepertinya juga ditujukan kepada politisi Partai Republik di Kongres AS, setelah beberapa anggota parlemen dari partai oposisi mengkritik bahwa Washington harus mengeluarkan lebih sedikit uang untuk upaya perang. Di Ukraina.
“Rusia mempercayai dunia akan menjadi lelah dan membiarkan mereka melakukan tindakan brutal terhadap Ukraina tanpa konsekuensi apapun,” ucap Biden dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB yang digelar di New York.
“Jika kita membiarkan Ukraina terpecah, apakah kemerdekaan negara mana pun akan aman?” tanyanya.
Biden mendapat tepuk tangan dari hadirin ketika dia mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya akan mendukung perjuangan Ukraina untuk kebebasan. “Rusia sendiri yang memikul tanggung jawab atas perang ini,” tegasnya.
“Rusia sendiri yang memiliki kekuatan untuk segera mengakhiri perang ini,” cetus Biden dalam pidatonya.
Pidato Biden pada pertemuan puncak tahunan tersebut merupakan puncak dari kunjungan tiga harinya ke New York, yang akan mencakup pertemuan dengan para pemimpin lima negara Asia Tengah, serta para pemimpin Israel dan Brasil.
Biden telah menjadikan dukungan sekutu Washington terhadap Ukraina sebagai bagian penting dari kebijakan luar negeri AS. Dia mengatakan dunia perlu mengirimkan sinyal yang jelas kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa dia tidak akan mampu bertahan lebih lama dari negara-negara Barat.
Namun di sisi lain, Biden yang mendapat dukungan Partai Demokrat juga mendapat kritik dari sejumlah politisi Partai Republik yang menginginkan AS mengeluarkan lebih sedikit uang untuk Ukraina yang terus diinvasi Rusia.
Ketua DPR AS Kevin McCarthy, yang juga seorang tokoh Partai Republik di Washington, mempertanyakan apakah AS harus terus mengirim senjata senilai miliaran dolar ke Ukraina.
Dalam pidatonya, Biden mengatakan invasi dan pendudukan Rusia ke wilayah Ukraina yang dimulai pada Februari 2022 melanggar Piagam PBB yang prinsip dasarnya adalah penghormatan terhadap kedaulatan, hak, dan integritas wilayah.
Biden menggemarkan pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang dalam pidato pembukaan Sidang Majelis Umum PBB pada Selasa (19/9) waktu setempat menyebut invasi Rusia `telah melepaskan serentetan kengerian’.
Lebih lanjut, menurut survei yang dilakukan Reuters/Ipsos pada Juni lalu, mayoritas warga Amerika mendukung penyediaan senjata ke Ukraina untuk melawan invasi Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang juga hadir di Majelis Umum PBB, memberikan pidato. Zelensky memperingatkan bahwa tujuan invasi militer Rusia ke negaranya “tidak hanya ditujukan ke Ukraina” dan meminta para pemimpin dunia bersatu untuk menghentikan Moskow.
“Kita harus menghentikannya. Kita harus bertindak dalam persatuan untuk mengalahkan agresor dan memfokuskan seluruh kemampuan dan energi kita untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Ketika nuklir dikekang, agresor juga harus dikekang,” tegas Zelensky dalam pidatonya.