VMNmedia.id– Usai sukses mengamankan pasokan bawang merah Idul Fitri 2022, Kementerian Pertanian menyusun sejumlah skema pengamanan pasokan 2023. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menginginkan ketersediaan pangan cukup dan merata untuk semua wilayah.
Menindaklanjuti hal tersebut, Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto bersama jajaran mengunjungi tiga gudang penyimpanan bawang berlokasi di Brebes.
“Ketersediaan bawang merah menghadapi Idul Adha 2022 aman. Kebutuhan 4000 ton dapat dipenuhi. Justeru ini kami sedang merancang 2023 di mana perlu dipersiapkan lebih matang,” ujar Prihasto, Selasa (4/5).
Prihasto menyiapkan skema jangka pendek dan jangka panjang dalam kurun satu tahun ini. Pertama, mendengar masukan Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) untuk membeli sejumlah kecil benih bawang merah dari negara tetangga. Kedua, memberikan bantuan subsidi tanam untuk wilayah penyangga. Ketiga, bantuan distribusi.
“Untuk pertanaman sekarang, teman-teman ABMI mengatakan bahwa harga benih berada di angka Rp 38 – 40 ribu. Buat teman-teman petani ini adalah nilai yang tinggi. Mengantisipasi hal ini, rencananya petani besar bisa membeli benih dari negara tetangga untuk diproses sekarang. Sementara petani kecil diharapkan menanam dari benih yang disimpan,” jelas Prihasto.
Hal ini, jelas Prihasto, dikarenakan pada 2020 petani kecil menjual benihnya ke petani besar hingga harga melonjak dan benih sulit diperoleh. Hal ini cukup dimaklumi karena kondisi sulit pada saat itu.
“Tahun depan, untuk wilayah penyangga kami akan beri subsidi tiap satu 1 ha dapat 1 ton bibit berikut bantuan saprodi senilai Rp 6 juta. Jika sdh panen diharapkan menstabilkan harga. Jika bisa jual di bawah harga 37-40 rb,” lanjutnya.
Tidak sampai di situ, Prihasto berikut jajaran berencana untuk memberikan subsidi untuk keperluan tiba di Jakarta.
“Jadi khusus untuk keperluan Lebaran tahun depan kami akan membuat subsidi sewa gudang dan distribusi (ongkos kirim). Apalagi info dari petani, bawang merah pada bulan April itu adalah masanya harga tinggi. Dengan demikian kalau bisa panen pada Januari minimal 4000 ton. Nah ini sudah disanggupi oleh ABMI siap di gudang dalam bentuk askip,” terangnya.
Mengenai ketersediaan pasokan pada Idul Adha ke depan, Kepala Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Yulia Hendrawati turut mengamini.
“Untuk Idul Adha ini dari pertanaman Mei, ada luasan 3.402 ha yang akan dipanen pada Juli nanti. Total produksi nantinya 15.208 ton. Ini dari Brebes saja. Jika kebutuhan pada Idul Adha sebesar 400 ha atau 4000 ton, ini artinya sudah aman jika hanya mengandalkan dari Brebes,” jelas Yulia saat mendampingi di lokasi.
Dirinya menyebut, stok di gudang pada hari ini 150 ton dan terus bertambah setiap harinya dikarenakan panen terus ada. Sementara setok benih sebanyak 500 ton terdiri dari varietas batu ijo, bima brebes dan Philips.
“Panen juga setiap hari ada. Dalam 10 hari ke depan, panen diperoleh dari Enrekang, NTB dari jumlah puluhan ribu. Beberapa di antaranya juga dalam bentuk benih,” terang Yulia.
Sekjen ABMI, Ikhwan Arif mengatakan wacana membeli benih dari negara tetangga adalah guna meredam efek psikologis petani terhadap harga benih yang sempat melonjak tahun lalu.
“Jadi ini antisipasi untuk kebutuhan tanam saja. Itu pun tidak banyak, hanya 200 ton untuk seluruh wilayah. Jadi memang ABMI yang beli dan tidak dijual ke luar. Kami juga berkomitmen untuk menyanggupi kebutuhan Idul Fitri 2023 nantinya. Tidak hanya di Brebes, tapi juga kebutuhan nasional,” terang Ikhwan.
Disinggung mengenai harga bawang merah sekarang, Ikhwan mengatakan dalam waktu dekat harga akan semakin menurun.
“Jika dipantau harga sekarang Rp 33 ribu per kg, paling lama hanya 10 hari ke depan. Kami sudah banyak panen. Harga nantinya bisa di kisaran Rp 20 – 25 ribu pada Idul Adha nantinya. Hal ini karena supply banyak, sementara demand nya menurun. Jadi amanlah,” pungkas Ikhwan.