Kementerian Pertanian (Kementarn) terus meningkatkan kapasitas SDM pertaniannya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. Diantaranya melalui Bimtek-bimtek atau pelatihan-pelatihan yang sering digencarkan oleh Kementan beserta jajarannya.
Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu mengatakan bahwa para penyuluh pertanian adalah garda terdepan dalam mengawal pembangunan pertanian untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, terutama dalam menghadapi fenomena El Nino yang diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus mendatang.
“Penyuluh pertanian lapangan adalah kopassus petani yang harus menyebar ke semua desa dan mulai menghidupi petani secara mandiri melalui kelembagaan ekonomi”, tegas Mentan Syahrul.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) berupaya memastikan penyuluh mendukung petani secara teknis pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, sarana dan prasarana pertanian dan perkarantinaan.
“Selain itu penyuluh juga mendukung program penelitian dengan penyebarluasan teknologi inovasi pertanian melalui media yang efektif dan yang tak kalah penting penelitian kolaborasi menghasilkan inovasi dengan tingkat kesiapterapan tinggi serta percepatan penciptaan benih atau bibit”, ujar Kabadan Dedi.
Pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Penyuluhan Volume 27, Selasa (11/07/2023) di Ruang AOR BPPSDMP, yang bertemakan “Implementasi Skala Luas Teknologi Pengendalian Lalat Buah Mangga”, Kepala Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Buah Tropika, Yunimar selaku Narasumber mengatakan beberapa negara mensyaratkan perlakuan pascapanen untuk memastikan tidak ada infestasi lalat buah sama sekali.
“Untuk itu diperlukan perlakuan pascapanen khusus dengan menggunakan alat Vapour Heat Treatment (VHT) atau Hot Water Treatment (HWT)”, jelas Yunimar.
Yunimar menambahkan bahwa teknologi penggelolaan lalat buah skala luas di lapang sudah efektif untuk menurunkan populasi lalat buah sekaligus. Tentunya ini sangat disukai oleh pedagang untuk pasar domestik. Beberapa testimoni dari petani yang sudah menerapkan teknologi mendapatkan hasil bahwa penurunan serangan lalat buah sangat dratis berkurang dan petani memperoleh harga yang lebih tinggi, terang Yunimar lagi.
Menurut Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Bustanul Arifin Caya mengatakan materi yang disampaikan di acara Ngobras kali ini tidak kalah menarik, dengan tema implementasi skala luas teknologi pengendalian lalat buah mangga.
“Disatu sisi buah mangga merupakan komoditas hortikultura yang kita ekspor, sehingga teknologi inovasi saat dibutuhkan, dengan adanya inovasi dan teknologi pertanian dapat meningkatkan kualitas buah manggga untuk bersaing ekspor, menambah devisa dan tercapainya kesejahteraan petani buah mangga kita, imbuhnya. (HV/NF)