Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto melakukan kunjungan kerja ke Sumedang dalam rangka inisiasi rencana ekspor mangga dengan pemerintah Jepang. Kunjungannya kali ini mengecek Sistem Resi Gudang, kebun kelompok tani Jembar Makmur Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, kelompok tani Melati Desa Cipicung Kecamatan Jatigede. Di samping itu juga mengunjungi bangsal pasca panen bantuan Ditjen Hortikultura di kelompok yang sama berikut collecting house di Desa Cinta Jaya.
“Untuk mempersiapkan pasar ekspor mangga gedong gincu segar ke Jepang, saya berharap ekspor mangga itu dari Jawa Barat karena mangga Indonesia ini memiliki suatu keunikan dengan aroma dan rasa yang khas yang tidak dimiliki oleh negara tropis lain. Peluang ini harus kita raih karena pasar Jepang untuk mangga sangat besar. Pemerintah pusat akan mendorong pengendalian hama lalat buah secara masif di empat sentra mangga di Jawa Barat yaitu Sumedang, Majalengka, Cirebon dan Indramayu melalui program AWM (Area Wide Management) atau pengendalian hama lalat buah skala luas. Meskipun demikian harus ada kolaborasi antara semua pihak, baik pemerintah daerah maupun petani sekaligus masyarakat di daerah sentra dalam menjaga sanitasi kebun,” ujar Prihasto, Senin (14/11).
Jadi, tambah Prihasto, komponen yang diperlukan untuk ekspor antara lain kualitas, kuantitas dan kontinuitas (3K). Komponen 3K harus diusahakan dipenuhi. “Untuk ekspor itu buah-buahnya harus menarik dan memenuhi kriteria negara mitra dagang. Upayakan gedong gincu yang ada Jawa Barat ini semua dapat saling support karena pasar ekspor membutuhkan itu, mereka membutuhkan sebuah kepastian. Jadi selain 3K tadi, juga ada kebersamaan dan trust atau kepercayaan,” jelasnya.
Lebih lanjut Prihasto menjelaskan bahwa pesaing mangga dalam perdagangan ekspor cukup besar. Thailand dan Amerika sendiri tercatat sebagai negara pengekspor mangga. “Jadi Amerika itu dengan kemampuan teknologinya bisa menghasilkan mangga berkualitas. Kita sendiri mempunyai sumber daya alam yang luar biasa, jangan sampai kalah. Ke depan kita harus dorong terus supaya apa yang kita hasilkan di sini betul – betul bisa bersaing di luar negeri untuk mendorong dan meningkatkan pasar ekspor mangga kita. Sesuai dengan arahan dari Bapak Menteri Pertanian yaitu gerakan tiga kali ekspor,” imbuhnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat mengatakan bahwa Jawa Barat kaya akan gedong gincu. Tidak hanya di Sumedang, tapi juga ada di Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan hingga Karawang.
“Untuk menjaga kualitas, kami memiliki program Sistem Manajemen Pengendalian OPT Lalat Buah Skala Kawasan atau SIMPOK yang berbasis android. Monitoring lalat buah dilakukan secara rutin, jumlah tangkapan lalat buah yang awalnya relatif banyak bisa turun hingga 2 ekor lalat per perangkap per hari. Pengendalian lalat buah secara massif dan sanitasi kebun juga akan kami perhatikan betul-betul. Jadi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah, namun juga para petani,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kabupaten Sumedang Sajidin menyambut optimis rencana ekspor mangga dari Sumedang. Dengan luas pertanaman hampir 12 ribu hektare, dirinya meyakini hal tersebut dapat terwujud.
“Kami memiliki hampir 12 ribu pertanaman mangga. Pengelolaan dan monitoring lalat buah yang sudah kami diterapkan dengan terpasangnya perangkap lalat buah di kebun mangga. Kami juga akan terus mengingatkan petani agar memperhatikan perangkap lalat buahnya yang terpasang dengan baik dan benar,” pungkas Sajidin.